status Bromo : Waspada |
angkutan utama di kawasan Bromo |
Pukul empat pagi,
kendaraan kami datang. Sebelumnya disepakati angka 200 ribu untuk menuju Kawah
dan kembali ke penginapan. Itulah untungnya punya kenalan yang berdarah Madura,
tawar teruss!! karena di Bromo ternyata banyak sekali penutur madura, mungkin
pendatang atau memang jadi bisa berbahasa madura. Pantas, saya yang cukup
familiar dengan bahasa jawa kesulitan sekali mengerti pembicaraan mereka “ini bahasa jawatimuran ya? kok gak
ngerti...apa madura ya.. atau Bali” pikir saya. Biasanya
dengan rute kebanyakan, tiga sampai lima tempat wisata (penanjakan – kawah –
bukit teletubies – padang savana – pasir berbisik) akan dikenakan biaya antara
600 – 750 ribu rupiah. Tapi kawah bromo adalah intinya dan kami ingin melihat
kawah dengan jelas saat sunrise, karena katanya kalau lebih
siang kawah ini susah terlihat karena sudah banyak asap. Tapi kalau memang ingin melihat
sunrise dengan latar Gunung Bromo, Gn. Batok sampai Gn. Semeru seperti yang
ada di banyak foto promosi Bromo, kita bisa menuju Penanjakan terlebih dahulu.
Gn. Batok saat sunrise |
Menikmati matahari terbit memang indah,
saya jadi ingat bagaimana saya pertama kali menikmatinya di Dieng (baca Sunrise Dieng dan Ruwatan Rambut Gembel).
Pemandangan di Bromo tentu sangatlah berbeda, selain menanti detik-detik
bintang besar itu muncul, mata saya dimanjakan pemandangan padang savana berkabut
yang dipagari tebing-tebing tinggi dikejauhan. Sempat terpikir rasanya ingin
melintasi padang savana itu berjalan kaki, tentu sangat menyegarkan. Gunung
Batok pun terlihat
sangat dekat, jelas menampilkan konturnya yang seperti sulur-sulur hijau.
Puncak Gunung Bromo yang tidak terlalu luas itu sudah dipenuhi puluhan
orang, ada yang berdiri sementara beberapa memaksa duduk menunggu matahari muncul. Ketika semburat kuning mulai menghiasi
langit biru di
kejauhan, sebagian sibuk memotret sebagian
lain termasuk saya hanya memandang menikmati paparan sinar yang mulai
menampilkan jelas pemandangan sekitar. Gunung Batok tampak mulai terlihat
jelas, hijau yang indah, kabut yang menutup padang savana pun perlahan hilang
seiring naiknya matahari. Pemandangan kawasan Bromo yang berbukit,
lembah-lembah tidak terlalu dalam dan lautan pasirnya terlihat sangat indah. Pemandangan
disisi lainnya adalah kepulan asap yang keluar dari kawah, menegaskan betapa
gunung ini memang masih aktif. Kawahnya yang terlihat jelas dan dalam
memberikan rasa yang lain, seperti menunggu untuk kapan saja bisa menunjukkan
kedahsyatannya.
Emang dahsyat ya, Bromo ini..masih takjub ada yang begini di negeri sendiri..
ReplyDeleteiyah, mantep apalagi bisa jalan kaki di savana nya hehe
ReplyDeletesayang sekali gw kgk bisa ikut euy
ReplyDeletenext time gw mesti kesana
(eko.setiawan)
yupp... ajak budi sama agus juga tuh hehe
Delete