Sepertinya sudah
lama sekali ya sejak terakhir saya membandingkan dua tempat wisata, atau bahkan
sejak terakhir saya menulis blog (hehehe
maklum cibuk). Lucunya lagi tempat wisata yang akan saya ulas ini juga sudah
saya kunjungi berbulan-bulan lalu. Tapi tak apa, semangat menulis terus saya pupuk
sampai akhirnya tiba juga waktunya saya mengulas Bandung dan Kota Batu, eits tapi bukan tentang daerahnya ya
melainkan hanya theme park yang ada
disana. Ada yang tahu?
Sambutan meriah Jatim Park 2 |
Sebagai pecinta
taman bermain atau theme park saya selalu
punya keinginan besar untuk bisa merasakan semua wahana yang ada di taman
bermain di seluruh dunia (haha berlebihan!) okelah di Indonesia, ini jadi
semacam bucket list saya. Nah, seperti
sebelumnya ketika membandingkan Rita Park Tegal dan Jungleland Sentul-Bogor
kali ini saya juga akan membandingkan dua pengalaman saya ketika bermain di
Jatim Park 2 (JP2) kota Batu yang tak jauh dari Malang serta Trans Studio Bandung
(TSB).
Museum Satwa disamping si patung gajah diatas :) |
Oke, pertanyaan pertamanya adalah apa persamaan Jatim Park 2 dan Trans Studio Bandung? Banyak!
Baik JP2 maupun TSB Keduanya sama-sama menawarkan tempat hiburan keluarga.
Keduanya berada di kota yang notabene kota sejuk (Bandung masih boleh dibilang
sejuk kan ya hehe). Juga punya jagoan sendiri untuk permainan ekstrem. Keduanya
sama-sama punya rumah hantu (huhu). Mereka punya akses transportasi yang mudah,
TSB persis ada di pinggir jalan raya besar yang dilalui angkot (Jl. Gatot
Subroto) sedangkan JP2 juga ada di kawasan wisata utama kota Batu (jl. Oro Oro
Ombo) yang juga memiliki akses angkutan umum jadi sangat strategis. Dan yang
pasti keduanya memang sama-sama menyenangkan, jauh lebih menyenangkan dari Rita
Park dan Jungleland tapi tidak lebih menyenangkan dari Dunia Fantasi di
Jakarta. Masih juara lah Dufan ini apalagi sekarang dengan adanya wahana baru
Ice Age, wah tambah seru loh! (#okeeeesalahfokus).
Sambuatn gemerlapnya Trans Studio Bandung |
Berikutnya dimana
letak perbedannya? Bila kita lihat lebih dekat, Trans Studi Bandung menawarkan
konsep yang berbeda dari Jatim Park 2. TSB berada di dalam mal (indoor theme park) dan memang jadi
satu-satunya taman bermain pertama di Indonesia yang ada di dalam ruangan
(bersama dengan Trans Studio Makassar) jadi kebayang kan ademnya di dalam TSB,
tak ada sengatan matahari dan tak ada peluh karena antri kepanasan dibawah terik
(hehe) jadi buat yang tak suka panas-panasan mesti cocok disini. Tapi disisi
lain TSB memiliki luas yang tak sebesar JP2. Luas TSB tak lebih dari 4,2 hektar,
bandingkan dengan JP2 yang mencapai 14 hektar. Sangat luas ya JP2 ini. Walaupun
Jatim Park 2 memiliki lahan yang lebih luas tapi tidak semua wilayahnya adalah
taman bermain (theme park), sisanya
dibagi kedalam beberapa area diantaranya Batu Secret Zoo (kebun binatang),
Museum Satwa dan Hotel Pohon Inn. Selain areanya yang luas kesemua bagian dari Jatim
Park 2 ini sangatlah bagus dan modern, benar-benar memiliki tema-tema yang
khas.
Salah satu zona TSB - Lost City - dekorasinya suka lah :) |
Okelah tak mau
lama-lama membahas hal lain, saya hanya ingin mengenang kembali wahana apa
sajakah yang ekstrem di kedua tempat ini? Adakah roller coaster favorit dikeduanya? Mana yang lebih ekstrem? Roller coaster rasanya selalu jadi icon sebuah taman bermain,
siapa yang tidak tahu Halilintar di Dufan kan?! Nah di TSB dan JP2 pun
masing-masing memiliki coaster yang ternyata sangat berbeda namun pengalaman
menaikinya sangat menyenangkan. Trans Studio Bandung memiliki Yamaha Racing
Coaster yang merupakan ‘santapan wajib’ pengunjung disana. Inilah juga tujuan
utama saya kesana, tapi sayang siang itu ketika saya datang petugas mengatakan
angin diluar tengah kencang jadi permainan ditangguhkan dulu, cukup kecewa
bahkan khawatir saya tidak akan sempat naik coaster
ini. Lalu kenapa ada masalah angin? Ternyata walaupun ini theme park indoor tapi sebagian besar track coaster berada di luar gedung dan
dengan ketinggian seperti itu tak heran banyak angin kencang yang akan menerpa apalagi
jika kondisi cuacanya buruk dan pastinya berbahaya.
Tutup !! huhu (Eh ada The Doctor) |
Ini diaa.. wuussh sensasinya luar biasaahh :) (google.com) |
Tak patah
semangat, saya kembali mendatangi coaster ini sebelum pulang dan ternyata
mereka sudah buka kembali! Beberapa orang bahkan sudah mengantri dan saya pun
langsung bersemangat ambil bagian (yeay!!). Trans Studio Bandung mengklaim
bahwa Yamaha Racing Coaster merupakan salah tiga dari jenisnya di dunia. Dua
lainnya ada di Amerika. Jenis seperti apa? Anda akan dibawa meluncur dari
kecepatan 0km/jam sampai 130 km/jam dalam beberapa detik saja untuk kemudian
berputar-putar dan terakhir mendaki 90 derajat sampai ketinggian 50 m lalu
mundur kembali dengan kecepatan yang sama. Semuanya tak lebih dari 40 detik.
Dahsyat kan?! (haha) tapi menyenangkan, teman saya pun yang katanya takut kalau
naik roller coaster ternyata bisa
suka juga dengan permainan ini. Benar-benar membawa kita melesat cepat plus
memacu adrenalin sesaat sebelum coaster jatuh dari ketinggian. Waah pengalaman yang
bagi siapapun pencinta permainan ekstrem harus coba. Rugi tak jajal Yamaha Racing Coaster kalau
berkunjung ke TSB.
Bagaimana dengan
Jatim Park 2? Awalnya saya ragu tidak akan ada coaster yang cukup menyenangkan
disini mengingat JP2 bukan untuk wisata theme
park saja. Tapi ternyata setelah saya jalan-jalan melewati kawasan Batu
Secret Zoo alias kebun binatang paling modern di Indonesia ini (hehe lebay ya,
tapi bener loh! kueren banget lah ini bonbin) dengan track yang apik dan bersih
kita akan memasuki kawasan taman bermain. Lalu saya teruskan jalan kaki melihat
mana-mana saja permainan ekstrem disini. Sampai akhirnya setelah berjalan agak
kebelakang sedikit di sebelah wahana Tsunami ada sebuah single coaster bernama Animal Coaster dengan track turun naik saja. Kenapa single?
Karena memang hanya satu kereta yang maksimal bisa diisi dua orang, idealnya
satu orang. Kenapa animal? Karena
motifnya corak binatang semua. Tapi jangan lantas berfikir anak-anak langsung
senang dan kita izinkan naik wahana ini karena dijamin mereka takut juga. Saya
sendiri takut tapi juga tertawa geli sesudahnya.
Seerruu!! Durasinya pun lebih lama dari coaster manapun jadi puas hehe |
Saya membujuk
teman saya untuk mau naik satu kereta berdua karena teman saya pun takut juga
(hehe). Saya takut karena saya belum pernah naik single coaster (di Indonesia pun jarang sekali) tapi sangat
penasaran ditambah coaster ini tak
setinggi Yamaha Racing Coaster ataupun Halilintar. Disini jauh lebih rendah.
Akhirnya teman saya pun bersedia. Kami naik satu kereta berdua. Disana ada
beberapa kereta yang dioperasikan dengan jeda waktu tertentu (jangan sampai
tabrakan ni). Lalu kami pun naik menunggu giliran.
Track awal adalah menanjak. Saya merasa tidak aman sekali disini karena tidak ada safety equipment yang benar-benar menutup badan kita seperti di coaster lain, hanya tali di pinggang (tapi buat apa juga ya?! kan turun naik aja hehe). Setelah menanjak, kereta akan turun melaju mengikuti track yang melingkar sehingga membentuk belokan tajam yang membuat saya seperti mau terlempar keluar track (serius ini, takut banget!!) tapi ternyata keretanya kuat, lalu belok lagi terus menerus seperti membentuk angka 8 dan seperti biasa disetiap belokan tajam badan saya seperti akan terhempas tapi tak jadi (huhuhu). Kemudian track akan menemukan turunan tajam berkali-kali seperti bukit yang sukses membuat siapapun teriak geli dan takut karena walaupun tak seberapa tingginya tapi kecepatannya lumayan juga memberi efek ‘jantung copot’. Kami pun turun dengan tertawa tak henti-henti karena geli, takut dan puas.
Track awal adalah menanjak. Saya merasa tidak aman sekali disini karena tidak ada safety equipment yang benar-benar menutup badan kita seperti di coaster lain, hanya tali di pinggang (tapi buat apa juga ya?! kan turun naik aja hehe). Setelah menanjak, kereta akan turun melaju mengikuti track yang melingkar sehingga membentuk belokan tajam yang membuat saya seperti mau terlempar keluar track (serius ini, takut banget!!) tapi ternyata keretanya kuat, lalu belok lagi terus menerus seperti membentuk angka 8 dan seperti biasa disetiap belokan tajam badan saya seperti akan terhempas tapi tak jadi (huhuhu). Kemudian track akan menemukan turunan tajam berkali-kali seperti bukit yang sukses membuat siapapun teriak geli dan takut karena walaupun tak seberapa tingginya tapi kecepatannya lumayan juga memberi efek ‘jantung copot’. Kami pun turun dengan tertawa tak henti-henti karena geli, takut dan puas.
Ini tanda kita sudah memasuki area taman bermain di JP2 |
Seru ya kedua
coaster ini? Siapapun harus coba dan rasakan sensasi adrenalinnya. Saya senang
banyak taman bermain di Indonesia yang memiliki wahana ekstrem (hahay). Kalau
saya berkesempatan main kesana lagi pasti saya akan menyambangi Yamaha Racing
Coaster dan Animal Coaster. Hanya satu yang tak akan saya kunjungi lagi yaitu
wahana rumah hantu di Jatim Park 2, namanya Horor House (!?!!).
Di Trans
Studio Bandung pun saya sebetulnya (dipaksa) masuk rumah hantu tapi ya disana normal saja
seperti wahana rumah hantu lainnya. Kita akan duduk manis di kereta yang berjalan
menelusuri tempat-tempat menyeramkan yang membuat durasinya jelas. Tapi di Jatim Park 2
ini lain cerita, kita diminta jalan kaki bawa senter per grup, ada jeda waktu
masuk per grupnya jadi sepi sekali di dalam. Lalu mulailah kita masuk ke rumah
gelap yang punya backsound menyeramkan dan ornamen hantu di kiri, kanan, atas,
bahkan lantai. Semuanya mengagetkan dengan durasi tak tentu tergantung kita
apakah memilih jalan, diam karena ketakutan atau bahkan berlari saja. Tapi saya
sih jalan saja tanpa teriakan karena
mulai dari masuk sampai keluar mata saya terpejam hanya modal pegang pundak
kawan (hahay) jadi semua yang saya tulis tadi itu diceritakan kawan saja (hehe
tak tahu sama sekali isi rumah itu). Salam ekstrem.
No comments:
Post a Comment