Di masa sekolah
dulu pasti kita diajarkan mengenai teori evolusi yang digagas oleh Charles
Darwin, betul kan?! Singkatnya teori ini menjelaskan bagaimana suatu makhluk (contoh
tenarnya kera/monyet) kemudian berevolusi, berubah bentuk menjadi manusia (baik karena kebetulan
maupun seleksi alam) sehingga tercipta bentuk seperti sekarang ini.
Nah, buat
siapapun yang tertarik mengenai informasi-informasi tersebut pasti akan senang
jika berkunjung ke Sangiran, sebuah daerah di utara kota Solo yang merupakan
situs arkeologi manusia purba terlengkap di Asia. Beberapa bulan lalu saya pun
berkesempatan mengunjungi daerah yang terletak di kaki Gunung Lawu ini.
Jaraknya sekitar 30 menit berkendara dari Solo. Wilayah Sangiran luasnya
mencapai 56 km2, tentulah akan sangat memakan waktu jika kita ingin
benar-benar menjelajahi mana-mana saja daerah penggaliannya. Nah, untuk bisa
mengetahui semua informasi tentang Sangiran tapi juga menghemat waktu, datang saja ke museumnya yang sudah sangat lengkap. Museum Manusia Purba Sangiran namanya.
Gerbang masuk museum (difoto pas pulang haha) |
Di museum ini ada
sekitar 13 ribu fosil purba yang terlengkap di Asia. Selain nampak baru dan
megah, museum Sangiran memang memberikan banyak kontribusi untuk dunia
arkeologi, geologi, palenthologi sampai biologi. Karena itu hingga saat ini banyak
penelitian yang masih dilakukan di wilayah Sangiran dan bernilai tinggi bagi
ilmu pengetahuan. Pada tahun 1996 situs ini dimasukkan kedalam daftar warisan
budaya UNESCO (world heritage list).
Yuhuu, akhirnya tambah lagi daftar warisan
dunia yang saya kunjungi (hehe).
Siang itu, sesampainya
di kawasan museum saya disambut oleh gerbang yang menyerupai gading gajah (atau
itu tanduk ya hehe) yang sangat besar. Memasuki latar parkir, terlihat ramai bus-bus
pariwisata dari berbagai daerah. Anak-anak sekolah rapih berbaris bersiap memasuki kawasan. Sekilas saya pandangi kawasan ini
memang besar dengan bangunan yang modern. Sempat susah juga cari parkir karena
banyaknya bus dengan lahan parkir yang tidak begitu luas. Oia, menuju Sangiran
tidak ada angkutan. Jadi bawalah kendaraan sendiri ataupun sewa mobil/motor.
Adik-adik pencinta museum :) |
Tiket masuk
museum ini terbilang murah. Dengan banyaknya ruang pameran serta audio visual
yang bisa dinikmati, tiket yang tak sampai 10 ribu pun benar-benar bisa
membuat siapapun mau datang. Ini benar-benar harga yang menyenangkan (hehe). Rasanya
saya mau saja ikut jadi bagian rombongan tur anak sekolah tadi, supaya bisa
curi dengar penjelasan sang pemandu, tapi niat pun tak cukup, melihat ramai dan
bisingnya mereka akhirnya saya berjalan sendiri saja (hadeeuhh).
Penjelasan
mengenai apa-apa saja zaman yang ada sebelum masa sekarang ini (zaman Jurasik
atau Triasik) lalu tokoh-tokoh evolusionis, hewan-hewan purba yang ada di
Sangiran sampai bagaimana pulau Jawa terbentuk dijelaskan di dalam ruang-ruang
apik dan menarik. Patung-patung yang menunjukkan bagaimana rupa manusia purba
yang dibuat oleh arkeolog terkenal pun terpajang dengan sangat baik, tak lupa
fosil asli dari manusia jawa atau pithecantropus
erectus. Jadi, bagi sesiapa saja yang senang atau tepatnya cukup percaya
dengan manusia purba ini mungkin akan tertarik berkunjung ke Museum Sangiran.
Interior museum yang megah dan modern, siap-siap turun naik (hehe) |
Terlepas dari itu
semua, terlepas dari pandangan saya pribadi yang tidak percaya bahwa nenek
moyang saya adalah kera/monyet (hehe) saya cukup suka mengunjungi museum ini.
Tata bangunan yang apik dan megah terasa nyaman dan menyenangkan, semoga Museum
Sangiran selalu bisa memberikan informasi dan memajukan dunia arkeologi
Indonesia yang seakurat mungkin. Ayo kunjungi museum.
Jadi kebayang film night at museum hehehe
ReplyDeleteWaduuh,, asal jangan pada idup aja tu manusia purba hehe
DeleteThanks dah mampir..
Wah sejarah gitu....sptnya liburan kamu sama spt anak2 sekolah didlm blog...hahahahaa
ReplyDeleteWah sejarah gitu....sptnya liburan kamu sama spt anak2 sekolah didlm blog...hahahahaa
ReplyDeleteAhahaha.. gakpapalah ramai-ramai gitu.. jadi pandai nanti :)
Delete