Hotspring di Pangururan |
Malam di Pulau Samosir
itu jauh lebih dingin. Dengan ketinggian pulau sekitar 1000 m dpl terbayang kan
bagaimana dinginnya ketika hari beranjak gelap. Dan itulah juga kenapa
penginapan kami tak butuh alat pendingin ruangan, mungkin memang begitu disebagian
besar hotel disana. Malam pertama kami lewati dengan tidur yang sangat nyenyak
karena di Pulau Samosir tak banyak juga atraksi wisata malam hari seperti halnya
di kota Medan.
Hari kedua adalah harinya
keliling pulau. Maunya sih bisa
betul-betul keliling pulau dari titik awal sampai ketitik awal lagi tapi dari
informasi ibu penyewa motor (Duh siapa
ya namanya huhu) butuh 2 hari penuh untuk bisa mengeliling Pulau Samosir (besar
kan pulau ini) dan jalanan di bagian selatan pulau agak ‘seram’ entah karena
sepi atau jalanan rusak. Akhirnya kami putuskan hanya menjelajah ke utara sampai
kawasan Pangururan lalu kembali ke Tuk-tuk. Itu artinya kami akan keliling
setengah Samosir, lumayanlah (hehe).
Penginapan kami pun punya private pool kaan :) |
Setelah sarapan pagi nyatanya
saya malah nongkrong dulu di tepi
hotel yang langsung menghadap ke danau (hehe). Ada gazebo dan kursi santai ala
pantai disana. Seru! Maunya sih langsung
nyemplung berenang tapi malu juga
karena ada banyak feri lewat dan juga mas-mas
yang menawarkan jasa bermain jet ski.
Jadinya cuma nyemplungin kaki sama ciprat-ciprat aja (haha). Seperti yang saya
ceritakan sebelumnya hampir setiap hotel di Samosir punya kolam renang alam
yang sangat luas. Ya! Danau Toba lah kolam renangnya (hahay). Tak heran setiap
hotel punya tangga dipinggir danau untuk siapapun turun lalu berenang merasakan
air segar danaunya. Saya sendiri pun selalu ingin merasakan langsung air
danaunya (tapi malu haha).
Lihat ada air terjun #menujuTomok |
Tak berapa lama kami pun
beranjak dari hotel untuk mengunjungi Tomok terlebih dahulu yang ada di selatan
Tuk-Tuk dengan perjalanan tak lebih dari 20 menit saja. Disana cukup banyak tempat
wisata. Beberapa tempat yang sempat kami kunjungi adalah Museum Batak, Makam
Raja serta Sigale-gale. Kesemuanya memang wisata sejarah dan budaya yang
menarik mengingat sekitar Danau Toba atau Samosir ini merupakan tempat lahirnya
salah satu suku Batak yang banyak dikenal yaitu Batak Toba bahkan mitosnya
daerah ini juga merupakan salah satu cikal bakal lahirnya suku Batak, suku yang
banyak mendiami wilayah Sumut.
Nah dari yang saya baca, bahkan teman saya sendiri pun mengakuinya, sekarang ini nyatanya beberapa etnis di Sumut ada yang tidak mengindentikan dirinya sebagai suku Batak. Yah, pokoknya yang penting rukun aja (hehe saya yang nulis gak mau pusing). Di kesemua tempat wisata itu kita dapat melihat patung-patung khas peninggalan suku Batak yang unik, kain ulos hasil tenun sampai cinderamata serta makam raja Sidabutar. Di lorong yang menghubungkan tempat wisata ini pun banyak dijual oleh-oleh khas Sumut (saya beli barong Toba plus keychain haha). Oh iya, semua tempat itu rasanya tidak menarik biaya alias gratis (atau saya yang dateng kepagian ya) kecuali jika ingin melihat pertunjukan sigale-gale yang langka itu, pun hanya di jam tertentu saja atau malah hanya berdasarkan permintaan.
Nah dari yang saya baca, bahkan teman saya sendiri pun mengakuinya, sekarang ini nyatanya beberapa etnis di Sumut ada yang tidak mengindentikan dirinya sebagai suku Batak. Yah, pokoknya yang penting rukun aja (hehe saya yang nulis gak mau pusing). Di kesemua tempat wisata itu kita dapat melihat patung-patung khas peninggalan suku Batak yang unik, kain ulos hasil tenun sampai cinderamata serta makam raja Sidabutar. Di lorong yang menghubungkan tempat wisata ini pun banyak dijual oleh-oleh khas Sumut (saya beli barong Toba plus keychain haha). Oh iya, semua tempat itu rasanya tidak menarik biaya alias gratis (atau saya yang dateng kepagian ya) kecuali jika ingin melihat pertunjukan sigale-gale yang langka itu, pun hanya di jam tertentu saja atau malah hanya berdasarkan permintaan.
Bersampingan dengan rumah warga, eh ada anak kecil nyanyi.. bagus bener suaranya huhu (emang dah juara suku ini kalo soal nyanyi mah haha) |
Itu dia Sigale-gale, di ujung sana juga ada Tungtung berupa kayu ukiran tinggi sekali untuk sinyal, kode, penanda jika ada peristiwa dalam masyarakat (kentongan kali maksudnya ya hehe) |
Ini adalah Solu Bolon (perahu kerajaan) yang ada di Museum Hutabolon, begitu panjang dan besar lho! |
Beralih dari Tomok kami
mulai menapaki rute keliling setengah Samosir, tujuan berikutnya adalah desa
Simanindo dimana terdapat museum Hutabolon. Jaraknya cukup jauh dari Tomok,
hampir satu jam kami berkendara. Huta artinya kampung tradisional orang Batak yang
didalamnya terdapat rumah raja (Bolon). Di museum ini terdapat rumah adat
beserta peninggalan leluhur Batak Toba, lalu juga ada ulos beserta alat
penenunnya, rangka perahu atau kapal yang besar serta pertunjukan tari
sigale-gale dengan biaya tambahan.
Kembali lagi saya dihadapkan dengan tarian ini yang membuat saya akhirnya penasaran (tapi gak nonton juga karena mahal hahay). Kebudayaan Batak Toba memang selalu menarik dan bahkan sedikit mistis. Semua tarian, pakaian, detil setiap adatnya punya makna tersendiri, hurmm begitu kaya dan sampai terkenal di dunia internasional! Salah satu contohnya sigale-gale. Singkatnya ini adalah sebuah patung yang dibuat mirip manusia, tingginya, bentukan tangan sampai kakinya. Patung kayu ini juga akan diberikan pakaian untuk kemudian akan menari diiringi musik (gondang) tentunya dibantu oleh beberapa dalang yang membuat si boneka kayu ini bergerak-gerak sesuai irama. Dikisahkan pematung yang membuat sigale-gale ini harus merelakan jiwanya agar patung terlihat hidup. Mungkin ini juga yang membuat patung sigale-gale ini sangat langka, hanya ada beberapa dan itu pun di Samosir saja sisanya di Jakarta dan luar negeri (ngeri juga huhu).
Kembali lagi saya dihadapkan dengan tarian ini yang membuat saya akhirnya penasaran (tapi gak nonton juga karena mahal hahay). Kebudayaan Batak Toba memang selalu menarik dan bahkan sedikit mistis. Semua tarian, pakaian, detil setiap adatnya punya makna tersendiri, hurmm begitu kaya dan sampai terkenal di dunia internasional! Salah satu contohnya sigale-gale. Singkatnya ini adalah sebuah patung yang dibuat mirip manusia, tingginya, bentukan tangan sampai kakinya. Patung kayu ini juga akan diberikan pakaian untuk kemudian akan menari diiringi musik (gondang) tentunya dibantu oleh beberapa dalang yang membuat si boneka kayu ini bergerak-gerak sesuai irama. Dikisahkan pematung yang membuat sigale-gale ini harus merelakan jiwanya agar patung terlihat hidup. Mungkin ini juga yang membuat patung sigale-gale ini sangat langka, hanya ada beberapa dan itu pun di Samosir saja sisanya di Jakarta dan luar negeri (ngeri juga huhu).
Gimana? kayak dipantai kan ya... cobalah juga berenang :) |
Okelah, selanjutnya kami
kembali mengarah ke utara. Kali ini menuju Pantai Pasir Putih Parbaba yang ada
di kecamatan Pangururan. Pantai di danau? Yupp (hehe). Saya pun heran pertama
mendengarnya, setelah melihat langsung ternyata baru mengerti. Ini merupakan
salah satu pinggiran Danau Toba yang memiliki dataran ala pantai yang cukup
luas kemudian diberi pasir pantai serta beberapa fasilitas wisata pinggir laut
mulai dari tenda dan tikar untuk bersantai, warung-warung jajanan sampai sewa
sepeda air.
Nah, saya langsung semangat mau coba pas lihat sepeda air ini. Biayanya tak mahal hanya 40ribuan. Rasanya kalau melihat orang lain mengemudikannya cukup mudah, sampai ketika saya rasakan sendiri ternyata sulit (huhu). Tak jelas arah sampai tak bisa kembali ke tepi, belum lagi ada anak-anak kecil gelendotan riang di belakang sepeda. Mereka muncul dari dalam air bergerak lincah ketawa-ketiwi sampai kesamping sepeda yang membuat ayuhan kaki terasa semakin berat. Lalu si bebek raksasa ini pun semakin ke tengah danau (Huaah kan gak lucu terdampar di tengah Danau Toba) sampai akhirnya ide kami muncul, si adik-adik kecil ini akhirnya saya karyakan (rayu tepatnya hehe) untuk membantu mengerahkan sepeda ke tepi dengan imbalan. Mereka sebetulnya baik malah senang diberi perintah begitu, kami pun mulai bergerak ke arah yang benar plus saya juga sempat ikut nyemplung (kesampean juga kan renang di Danau Toba hihi untung cetek masih pinggiran) bantu dorong sepeda bersama adik-adik ini. Selang puluhan menit berjuang akhirnya kami sampai di pasir tepi danau tapi apesnya celana saya basah semua (hihi terima kasih Dik, selamat menikmati kue hadiahnya).
Nah, saya langsung semangat mau coba pas lihat sepeda air ini. Biayanya tak mahal hanya 40ribuan. Rasanya kalau melihat orang lain mengemudikannya cukup mudah, sampai ketika saya rasakan sendiri ternyata sulit (huhu). Tak jelas arah sampai tak bisa kembali ke tepi, belum lagi ada anak-anak kecil gelendotan riang di belakang sepeda. Mereka muncul dari dalam air bergerak lincah ketawa-ketiwi sampai kesamping sepeda yang membuat ayuhan kaki terasa semakin berat. Lalu si bebek raksasa ini pun semakin ke tengah danau (Huaah kan gak lucu terdampar di tengah Danau Toba) sampai akhirnya ide kami muncul, si adik-adik kecil ini akhirnya saya karyakan (rayu tepatnya hehe) untuk membantu mengerahkan sepeda ke tepi dengan imbalan. Mereka sebetulnya baik malah senang diberi perintah begitu, kami pun mulai bergerak ke arah yang benar plus saya juga sempat ikut nyemplung (kesampean juga kan renang di Danau Toba hihi untung cetek masih pinggiran) bantu dorong sepeda bersama adik-adik ini. Selang puluhan menit berjuang akhirnya kami sampai di pasir tepi danau tapi apesnya celana saya basah semua (hihi terima kasih Dik, selamat menikmati kue hadiahnya).
Tetangga ni saat bermain sepeda air, heran mereka ini anteng banget! Sepedanya pun normal aja.. gak kemana-mana huhuhu |
Destinasi terakhir adalah
wilayah Pangururan, yang merupakan ibukota Kabupaten Samosir. Namanya ibukota memasuki
daerah ini memang lebih pikuk dan ramai seperti halnya masuk ke kota. Pusat
niaga seperti pasar serta pemukiman pun banyak kami jumpai dan ternyata di
wilayah ini juga ada jalan penghubung dengan dataran Pulau Sumatera artinya
tidak perlu naik ferry untuk ke wilayah dataran Sumatera. Tujuan pertama kami adalah
pemandian Aek Rangat. Ini adalah pemandian air panas, tentunya kami tidak mandi
(hehe) cuma mau mengamati seperti apa daerahnya. Di perjalanan (cerita klasik
ini mah) ban motor kami kempes (gak dimana ya, tetep) untuk kemudian akan selalu ada cerita cari tukang tambal
ban jauuuuh (fiuuhh).
Welcome to Pangururan, indahnyaaaa!!! |
Betah kan ya memandangi pemadangan macam ini! |
Terakhir kami mengunjungi
Danau Sidihoni. Ini adalah danau diatas danau. Begitu menarik kan wisata
Samosir ini? setelah ada pantai di danau kali ini ada danau atas danau (hehe).
Danau ini indah, perjalanan menuju kesana pun tak kalah indah. Dengan rute
berkelok naik bukit, kita dapat melihat pemandangan Pangururan bahkan Danau
Toba dari ketinggian. Juga akan banyak
kita temukan dinding bukit kecoklatan yang merupakan endapan danau. Eksotis dan
indahlah perjalanan kesini. Dan ketika kita sampai di Danau Sidihoni, semua itu
akan tambah menyenangkan. Danau jernih yang dikelilingi dataran luas berumput
hijau itu seperti sebuah tempat tersembunyi yang tak banyak campur tangan
manusia, yang saya temukan hanya beberapa hewan yang asyik merumput sambil sesekali
menikmati segarnya air danau. Saya pun puas dengan duduk santai di tepi danau
sampai akhirnya waktu juga yang memaksa saya harus pulang, berkendara beberapa
jam lagi dan mujur saya sampai di Tuk-tuk tepat ketika hari beranjak gelap dan
dingin.
Pemandangan Danau Toba dari bukit menuju D.Sidihoni, sesaat sebelum kembali ke Tuk-tuk untuk kemudian menuju Brastagi dan Medan |
aduhh cantik seh pemandangannya..nice photo
ReplyDeleteTerima kasih mas Jheff :)
Deleteterrrrrrrrringi banget mau ke sana. Mungkin akhir tanggal Augustus 2015 saya pergi. Bisa saya hubungi orang Batak untuk show saya sekeliling? Kalau bisa hubungi saya melalui karisma.lham@gmail.com. TQ Karisma
Deletewaah... tak ada org batak yang kenal disana. kalau mau cb mungkin bisa tanya ke travel agent yang ada banyak di Kuala Namu. Enjoy medan ya!
DeleteHai, mau tanya. disana petunjuk arahnya jelas gak sih? atau masih perlu tanya-tanya ke penduduk? terimakasih :)
ReplyDeleteHai, dibilang jelas juga gak juga, tapi Samosir cuma satu pulau dan secara teknis satu jalan besar yang kelilingi pulau jadi gak akan kesasar banget. Kalo udah masuk ke jalan2 kecilnya mungkin perlu tanya juga. Seru kok org2 sana :) Selamat menjelajah
Deletemas bayu...sewa motor di p.samosir itu kena berapa...??
ReplyDeletehitungan nya harian / jam
harian, rasanya 100-150 ya (lupa-pupa ingat) tapi pasti bisa ditawar kok, berjuang aja! hehe selamat menjelajah
Delete