Saturday 14 February 2015

Melaka: menilik kejayaan Melayu di masa lalu



Siapa yang tidak mau mengunjungi semua situs baik kota, hutan, lalu gunung, danau, atau pulau serta bangunan tua sampai gurun di seluruh dunia yang punya banyak cerita sejarah peninggalan masa lalu? Yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia (UNESCO World Heritage Sites) dengan nilai budaya yang tinggi, tempat-tempat dengan perpaduan bangunan multietnis yang masih terjaga baik hingga alam yang masih asri. Sampai tahun 2014 tidak kurang dari 1007 situs telah terdaftar sebagai warisan dunia di lebih dari 190 negara di seluruh dunia. Bagaimana di Indonesia?

A Famosa di Melaka. Salah satu warisan dunia.
Sampai 2014 ada delapan situs Indonesia yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO yang bisa kita kunjungi diantaranya Candi Borobudur, Candi Prambanan serta Lanskap Budaya Bali termasuk didalamnya sistem pengairan Subak yang kesemua itu memang sudah karuan selalu dikunjungi wisatawan karena merupakan destinasi pariwisata utama di Indonesia. Tapi tahukah juga tempat-tempat seperti Situs Sejarah Manusia Purba di Sangiran-Solo, Pulau Komodo, Hutan Hujan Tropis Sumatera serta Ujung Kulon di Banten sampai Taman Nasional Lorentz di Papua yang juga masuk kedalam daftar tersebut. Mau kemana selanjutnya? Kalau saya, untuk selanjutnya mungkin mau coba ke Solo dulu yang dekat (hehe).

Bagaimana dengan negara luar Indonesia? Mulai lah dulu dari negara tetangga yang oleh sebab jarak tidak terlalu banyak makan waktu dan biaya. Singapura? Ternyata tidak ada situs warisan dunia disana, setidaknya sejak 2012 negara ini masih mengajukan proposal ke Paris agar Singapore Botanical Garden bisa masuk ke daftar tersebut (kalo daftar pencakar langit mah mungkin negara ini juara hehe). Di Malaysia saya ingin sekali mengunjungi George Town dan Melaka yang termasuk dalam kota sejarah Selat Malaka (Historic Cities of the Straits Malacca) yang juga ada dalam daftar warisan dunia UNESCO. Dan saya pun berhasil mengunjungi George Town dengan segala bangunan bersejarah dan murral tepi jalan yang indah (baca Jelajah Penang) lalu tidak lengkap kan kalau belum ke Melaka. Maka kesanalah saya.

Selepas dari  Batu Caves, lanjut..
Jika bertolak dari KL sentral, banyak bus yang mengantarkan kita menuju Melaka. Kala itu bus antar kota Transnasional yang bertolak pukul 8 malam jadi pilihan kami. Bus ini nyaman, dengan bekal air minum gratis dan sedikit jejanan yang kami bawa serta hiburan didalam bus membuat perjalanan dua jam ini cukup menyenangkan. Kami turun di perhentian terakhir bus, Melaka Sentral. Tempat ini merupakan terminal pusat yang besar dan nyaman, banyak bus antar kota dan bus yang menuju KLIA, nantinya saya pun menuju bandara dari sini. Tapi sayang, sejauh mata memandang memang tidak ada bus yang beroperasi. Kabarnya dari Melaka Sentral ini ada bus Panorama Melaka yang jadi transportasi utama di kota ini. Kala itu kami sampai pukul 10 malam tapi bus ini pun ternyata sudah selesai beroperasi. Taksi lah yang jadi pilihan menuju penginapan.

Mahal juga taksinya euy...
Ada apa saja di Melaka? Sebagai kota yang memiliki warisan budaya yang tinggi, tentu akan banyak kisah yang diceritakan di setiap museumnya, bisa juga menikmati alam dari ketinggian serta sungai cantik nan romantisnya, atau mengunjungi konservasi hewannya sampai ke Planetarium canggih di Ayer Keroh yang tak seberapa jauh dari pusat kota Melaka.

Pagi itu tujuan pertama saya adalah Menara Taming Sari. Menara pandang yang berputar sampai 360 derajat ini memiliki ketinggian 80 meter. Dengan harga yang cukup mahal untuk durasi yang sebentar, pengalaman ini cukup seru tapi aman karena menara ini akan naik perlahan sambil berputar lalu dapat souvenir pula dan sesampainya diatas kita akan dijelaskan oleh pemandu tentang tempat-tempat daerah disekitar menara ini plus tempat wisatanya. Asik kan! Kesinilah dulu untuk membidik sasaran wisata selanjutnya bak pengintai (hehe).

Ini dia museum Samudera (dua bagian)
Destinasi selanjutnya adalah museum. Kota Melaka memang kaya akan sejarah, terwakili dengan banyaknya museum disini. Mulai dari cerita kesultanan islam yang mengakar kuat di abad ke-15 lengkap dengan cerita Laksamana Hang Tuah-nya sampai kisah perdagangan dunia barat dan timur, karena dulu Melaka juga merupakan pelabuhan transit yang maju dan terkenal. Silahkan berkunjung ke Museum Kesultanan Melayu Melaka atau Museum Samudera yang menceritakan semua sejarah itu. 

Saya sendiri memang suka dikedua museum ini. Museum Kesultanan Melayu yang berbentuk istana sultan ini begitu besar dan megah, banyak diorama yang diceritakan. Diorama perwakilan dari Jawa pun ada disini (hehe). Memang pada masanya, banyak juga orang-orang Nusantara yang berdagang atau bekerjasama dengan Kesultanan Melaka. Lalu kalau di Museum Samudera saya suka karena bentuknya yang menyerupai kapal Flora de la Mar yang menjadi saksi masa kegemilangan Melaka. Dikisahkan kapal ini lantas tenggelam di Selat Melaka pada tahun 1512 saat berlayar menuju Eropa. 

Melaka memang jatuh di tangan Portugis pada tahun 1511 melalui serangan yang hebat. Pelabuhan, benteng pertahanan, istana sampai masjid hancur dan dirampas. Hal ini mengakhiri kekuasaan kesultanan Melaka dan selanjutnya Melaka dikuasai pihak asing mulai dari Potugis, Inggris sampai Jepang hingga akhirnya Malaysia merdeka pada 1957. Andai kesultanan-kesultanan itu masih berjaya ya, ada Melaka, Samudra Pasai, Demak, atau Deli pasti seru dunia sekarang (haha). Oke lanjutkan.

Museum lainnya? Masih banyak. Ada Museum Rakyat, Museum Seni Bina Malaysia, Youth Museum, Museum Kastam, Museum TLDM (tentara laut-nya Malaysia) dan banyak lagi yang kesemua tempat itu tidak begitu jauh. Saya pun berjalan kaki saja, walau panas tak pamit-pamit menyengat.

Semua serba merah disini. Ada sewa sepeda juga lho!
Lalu bagaimana dengan peninggalan budaya barat di Melaka? Cobalah jalan kaki ke kawasan Stadthuys atau bangunan merah yang jadi ikon kota Melaka sekaligus bukti peninggalan budaya barat di tanah Melayu. Menikmatinya bisa juga dengan bersepeda (hehe). Lalu ada juga Kota A Famosa yang sekarang ini hanya tersisa gerbang depannya saja serta gereja St. Paul yang jelas sekali menunjukkan kemegahan pada zamannya. Berada di bukit, gereja ini menampilkan pemandangan kota Melaka dari ketinggian. Capek lah sudah selalu jalan kaki masih naik bukit, tapi sesampainya diatas sangat menyenangkan menikmati itu semua. Tak lupa saya pun foto-foto untuk sekedar kenang-kenangan (alasan haha).

Sebelahan sm klenteng loh. Cool!
Nah, Melayu dan budaya barat sudah kami kunjungi maka tak lengkap kalau tidak mengunjungi kawasan Cina dan India. Yup, di Melaka pun terdapat beberapa kawasan yang menunjukan kedua budaya tersebut. Sebut saja Jonker Walk yang banyak bertebaran tempat makan chinesse food, atau juga menyambangi Masjid Kampung Keling yang menceritakan kisah multietnis (Cina, India dan Eropa) yang berada tak jauh dari kawasan Jonker Walk. Museum Laksamana muslim Cheng Ho pun ada di dekat Jonker Walk ini. Jangan lupa juga jalan-jalan malam di kawasan Jonker atau Mal Dataran Palawan yang begitu ramai, pasti menambah semarak suasana liburan. Terakhir, yang tidak boleh dilewatkan di malam hari adalah Melaka River Cruise.

Coba jg kuliner khasnya ya!
Tak jauh dari kawasan pusat museum ataupun kawasan menara Taming Sari. Kita bisa menikmati Melaka melalui wisata sungainya yang sudah melegenda. Inilah juga salah satu alasan saya ingin ke Melaka. Penasaran sama river cruise-nya (hehe). Waktu terbaik katanya malam hari. Maka sengajalah saya datang malam. Kala itu cukup banyak yang naik. Dengan biaya sekitar RM10 saya puas menyusuri sungai Melaka. Lampu-lampu cantik dan pemandangan gedung bergaya Eropa serta tampilan restoran pinggir sungai benar-benar menarik untuk dilihat. Suasananya syahdu (halah hehe) dan durasinya pun lama pulang pergi. Sungai luas ini seperti membuktikan kekuatan pelabuhan Melaka yang maju 5 abad lalu, pelabuhan yang berperan penting baik untuk perdagangan maupun pertahanan. Ah, memang begitu banyak kisah dari sejarah masa lalu yang dirasakan ketika kita di Melaka. Membuktikan kebesarannya dulu sebagai kota pelabuhan yang maju dan disegani. Dan sekarang sebagai pusat wisata yang menarik banyak wisatawan.

Oleh-olehnya tas kecil aja (haha) @pasar depan museum Samudera

Becak cantik & Museum Kesultanan Melayu dibelakangnya
Ini dia, mimpi terwujud. River cruise @one of world heritage site :)

8 comments: