Sunday, 1 March 2015

Ayer Keroh, tak 'setua' Melaka

@Stadthuys-Melaka
Rindu angkot!!
Itu yang saya pikirkan ketika berjalan kaki jauh dari Mini Malaysia ke Melaka Zoo di Ayer Keroh. Disana hampir tidak ada kendaraan umum selain taksi dan bus Panorama Melaka yang ternyata keduanya sangat jarang ditemui. kondisinya berbeda dengan pusat kota Melaka dimana bus Panorama maupun taksi banyak ‘beredar’. Andai si angkot yang suka klakson itu ada disana (hehe) pasti aman deh kita. Panas pun menggila, berbekal nescafe dingin kami menyusuri pinggiran jalan raya (tak ada pedestrian juga) mencoba berjalan hati-hati agar tak tersenggol mobil dan jadi satu-satunya pejalan kaki disana. Lalu kenapa saya ke Ayer Keroh?

Nah, ketika siapapun berwisata ke Melaka sebetulnya tak hanya pusat kota Melaka saja yang bisa dijelajahi, daerah sekitarnya pun banyak tempat menarik seperti di Ayer Keroh yang terdapat Mini Malaysia atau Melaka Zoo, bisa juga mengunjungi daerah yang lebih jauh ke utara seperti Pulau Sebang sampai Simpang Ampat dimana ada theme park sampai pemandian air panas.

Bisa sekalian belanja plus makan2 loh @Melaka Sentral
Menuju kesana pastinya dari Melaka Sentral. Terminal besar ini memang jadi muara semua bus dari dan ke Melaka. Untuk ke Ayer Keroh ketika sampai di Melaka Sentral cari saja lajur bus 14 lalu kita menunggu disana. Biayanya murah sekitar RM2 saja. Pemberhentiaan terakhir bus ini adalah di Mini Malaysia, seru kan! Lalu ada apa saja di Mini Malaysia?

Sebetulnya tempat ini masih dalam tahap penyelesaian tapi sebagian besar sudah siap sehingga sudah bisa dikunjungi. Menempati lahan yang cukup luas dipinggir pusat kota Ayer Keroh, wisata ini sama seperti Taman Mini Indonesia Indah. Disini ada replika rumah-rumah setiap negeri di Malaysia, lalu ada teater pertunjukan tari dan kami pun berkesempatan menyaksikan tariannya. Hebat loh, mereka tetap mempertontonkan pertunjukan tarinya walaupun hanya kami yang menyaksikan karena pada saat itu memang bukan musimnya liburan dan sangat sepi pengunjung. Ada satu lagi yang belum selesai yaitu kawasan Asean. Mungkin akan merepresentasikan budaya setiap negara anggota. Wah kalo sudah siap pasti disana ada Indonesia juga, akan seperti apa ya? Semoga lebih ramai nantinya kawasan Mini Malaysia ini.

Wisata kami selanjutnya yaitu menuju Melaka Zoo, Taman Buaya serta Planetarium. Nah menuju Melaka Zoo inilah yang harus berjalan kaki ke rute semula mengarah ke pusat Ayer Keroh yang lantas membuat saya rindu angkot (hehe). Sesampainya di bonbin ternyata disana juga ada Night Safari-nya, tapi tidak ada niatpun saya ingin sampai malam disini. kondisi pengunjungnya memang lebih ramai daripada Mini Malaysia jadi lebih seru. Taman Buaya persis berseberangan dengan Melaka Zoo tapi kami tidak sempat mengunjunginya mengingat waktu yang terbatas, plus bus Panorama pun tidak sampai malam kan ya?! Lalu akhirnya kami menuju Planetarium yang letaknya lebih dekat ke pusat kota. Tapi tak mungkin berjalan kaki karena jaraknya yang jauh. Kami putuskan sewa taksi via aplikasi android (keren lah hehe). Lama kami tunggu bapak itu pun akhirnya datang, sudah hopeless rasanya kami pikir tidak ada taksi.

Salah satu rumah adat di Mini Malaysia, rumah negeri mana ya?!
Rasanya, bonbin selalu saya datangi kalau lagi wisata di suatu kota hihihi
Pemandangan Taman Buaya dari bonbin, sepertinya lebih ramai disana -.-
Eits, ini bukan masjid tapi Planetarium-nya Melaka
Planetarium Melaka ini jadi yang terbesar di Malaysia, kabarnya pun di Asia. Dan memang betul lah untuk bangunannya memang besar sekali. Ada ruang pameran yang luas sampai Dome yang memiliki layar melingkar besar untuk menonton film tentang luar angkasa. Disana kami juga jadi satu-satunya pengunjung tapi saya suka karena bisa lebih bebas (hehe) walaupun sebelah saya ni tidur saja ketika nonton film luar angkasa (hihi) mungkin memang capek karena kami banyak berjalan kaki. Banyak infromasi tentang NASA juga disini. Mungkin Planetarium Melaka memang ada kerjasama dengan badan antariksa Amerika itu sehingga banyak dan lengkap sekali informasi tentang astronomi atau luar angkasa disini. Great!

Jalan kaki terakhir adalah dari Planetarium menuju halte bus Panorama Melaka karena bus ini memang tidak berhenti di sembarang tempat. Halte terdekat ternyata ada di salah satu pusat perbelanjaan Mydin yang jaraknya sekitar setengah jam berjalan kaki (plus nyasar ini juga hehe). Jadilah ‘ngadem’ dulu (hehe) lumayan lah habis terpanggang kepanasan di jalanan Ayer Keroh. Bawalah payung ya yang mau kesini, panas banget! Beruntung setelah belanja dan menunggu cukup lama, bus Panorama yang menuju kota Melaka pun tiba. Lega rasanya mengingat takada lagi bajet untuk naik taksi (hehe).

So, kota Melaka memang kaya akan sejarah masa lalu tapi tak ada salahnya juga mampir ke daerah-daerah sekitarnya yang menawarkan wisata alam berbalut teknologi. Selamat menjelajah warisan dunia.

Cari mal di Melaka? datang aja ke salah dua dari mal yang lengkap ini @Mahkota Parade @Dataran Pahlawan

No comments:

Post a Comment