Sunday, 5 May 2013

Ferris wheel di alun-alun Batu


Kembali lagi ke Malang. Mungkin harusnya itu judul yang tepat ya, mengingat sudah tiga kali saya mengunjungi kota ini disaat sebetulnya budget bisa dianggarkan ke kota lain (hehe Indonesia punya ratusan kota wisata kan?) tapi memang tak ada habisnya jalan-jalan di Malang terutama kota wisata Batu. Merencanakannya pun lebih baik tidak sekedar ‘mampir’ seperti perjalanan saya sebelumnya, pertama kali berkunjung ke Malang cuma mampir dari pagi sampai siang (baca wisata alam sampai theme park Malang ), yang kedua lebih singkat hanya 2 jam ‘malem-malem’ di BNS theme park (baca keseleo di Malang). Nah, yang terakhir ini saya tinggal sedikit lebih lama yaitu setelah perjalanan ke Bromo. Sengaja merencanakan pulang ke Jakarta dari Malang jadi saya bisa menginap semalam di Batu (ambigu !?@#$!).

Terminal Probolinggo (dishubprobolinggokota.net)
Mencari bus menuju Malang di terminal Probolinggo sangat mudah, banyak bus besar yang siap mengantar. Saya dan teman-teman memilih bus kedua demi mendapatkan bangku kosong paling belakang mengingat bawaan yang ‘gede-gede’ dari Bromo. Walaupun bus ini urutan kedua jalannya saya tidak khawatir karena di terminal ini ternyata bus tidak ‘ngetem’ berlama-lama (penuh/kosong tetap jalan). Rasanya ingin bilang “Bagus Pak! nanti rezekinya ada dijalanan” hehe dan ternyata benar! cukup banyak penumpang naik di kota-kota yang dilewati seperti Pasuruan, Purwosari, Purwodadi maupun Lawang. Beberapa diantaranya mahasiswa mengingat hari ini Minggu dan banyak yang akan kembali melanjutkan kuliahnya di Malang yang memang memiliki banyak universitas.

Dari terminal Arjosari-Malang kami menuju terminal Landungsari untuk kemudian menuju terminal Batu. Sebelumnya juga sudah isi perut di samping terminal Landungsari yang ‘uenak tenan’. Malang memang banyak tempat makan enak, murah ala mahasiswa dengan design tempat makan yang unik, lucu sampai yang bikin penasaran. Jadi ingat di Bandung lah pokoknya. Akhirnya pukul enam sore kami sampai di kota Batu.

Berbekal rentetan pemikiran bahwa di sebuah kota pasti punya alun-alun, di dekat alun-alun biasanya ada masjid raya (siapa tahu kami bisa numpang tidur), dan karena kami ada di terminal biasanya juga dekat dengan alun-alun yang meyakinkan kami untuk berjalan kaki saja. Itulah teori ‘kedekatan’ antara alun-alun dan traveler yang melekat di benak saya. Ketika bingung mau kemana disuatu kota terutama di pulau Jawa, carilah dulu alun-alun! Mulailah kaki ini melangkah, mulut beraksi tanya sana-sini arah menuju alun-alun, tangan sibuk browsing seperti apa alun-alun Batu dan Wah! Alun-alun Batu jadi satu-satunya alun-alun di Indonesia yang punya kincir angin/bianglala/ ferish wheel. Kami mempercepat langkah.
Salah satu fungsi alun-alun adalah tempat berinteraksi juga hiburan masyarakat
Lampion warna-warni serta air mancur bertuliskan “Kota Wisata Batu” menyambut saya yang sedang terkagum-kagum dengan bentukan alun-alun ini. Dikejauhan tampak si kincir angin yang saya lihat gambarnya di salah satu blog traveler. Spontan kaki mengajak berkeliling. Banyak warga bersama keluarganya yang menghabiskan minggu malamnya di alun-alun ini, “malam minggu pasti lebih ramai” pikir saya. Jalan setapak beraspal bersih, tanaman hias disekeliling, toilet berbentuk apel, lampion warna-warni mulai dari singa, kelinci, apel, apel lagi, semuanya indah. Ada arena untuk bermain anak yang beralas empuk yang sudah pasti aman, lalu di sisi lain ada arena bermain air yang membuat anak-anak itu tertawa renyah menanti air memancur dari dasar lantai, semuanya membuat alun-alun Batu menjadi sangat bagus dan modern ditambah dengan keberadaan kincir angin raksasa yang konon didatangkan langsung dari Cina.

dimana lagi ada di alun-alun!
Saya mendekati kincir angin ini yang sayangnya ternyata tutup. Bangunan besi ini terlihat sangat tinggi dan kokoh, mungkin mencapai belasan meter. Awalnya saya pikir hanya seperti kincir angin ‘portabel’ di pasar malam, tapi roda putar ini kokoh sekali. Melihat kota Batu dari atas sana pasti akan lebih indah apalagi di siang hari dimana kontur pegunungan Malang dan sekitarnya akan memanjakan mata. Karena Bianglala-nya tidak beroperasi saya kemudian menuju Masjid Agung An-Nur untuk beribadah (benar kan ada masjid raya dekat alun-alun!). Sesaat setelah selesai dari masjid saya melewati kembali bianglala itu yang ternyata sudah buka! dengan antrian yang juga sudah panjang! Hmm.. mungkin memang sengaja tutup sejak maghrib sampai setelah sholat isya. Pantas banyak warga yang sudah duduk disekitarnya ketika wahana ini tutup sekalipun. Bianglala ini memang jadi favorit warga karena harganya yang murah, hanya 3000 rupiah saja. Mungkin nanti saja lain kali saya naik wahana itu, dan dipastikan saat siang hari!

Perjalanan ke kota Batu tidak hanya sampai di alun-alun saja. Kami juga ke Batu Night Spectacular (lagi) serta ke Coban Rondo (lagi!) di pagi harinya. Tapi harus ada yang beda kan walaupun kita sudah pernah pergi ke tempat yang sama beberapa kali (prinsip tak mau rugi hehe). Di BNS saya tidak lagi naik trampolin atau pun sepeda udara, tapi coba masuk ke taman lampion serta wahana Mega Mix. Wahana extreme dimana kita duduk melingkar di atas piring raksasa dan kemudian diputar naik turun bahkan sampai 360 derajat jadi sampai jungkir balik bikin pusing, tapi seru dan aman. Patut dicoba!  Di Coban Rondo yang beda kali ini adalah saya jalan kaki menembus hutan sejauh hampir 10 km bolak balik di pagi buta mengingat belum ada ojek yang siap antar.
Lampion Garden

Ke Batu kali ini pun belum menjamah theme park kondang Jatim Park Satu apalagi Dua. Memang kita harus menyediakan waktu lebih lama ketika ingin menjelajahi Malang dan Batu mengingat banyaknya tempat wisata yang bahkan di alun-alunya saja kita bisa berlama-lama menikmati taman dan ferris wheel satu-satunya di Indonesia. Dan akhirnya kami menginap di masjid dekat terminal karena di masjid Agung sepertinya tidak boleh, repot kalau nanti ternyata diusir atau disanteronin polisis (lagi?).



2 comments:

  1. Foto-foto di malam harinya keren-keren bayyyy...you're moment catcher!

    ReplyDelete
    Replies
    1. lebih keren lagi kalau bisa naik wahananya hehe belum bisa sayangnya..

      Delete