Kembali lagi ke Malang.
Mungkin harusnya itu judul yang tepat ya, mengingat sudah tiga kali saya
mengunjungi kota ini disaat sebetulnya budget
bisa dianggarkan ke kota lain (hehe Indonesia punya ratusan kota wisata kan?)
tapi memang tak ada habisnya jalan-jalan di Malang terutama kota wisata Batu. Merencanakannya
pun lebih baik tidak sekedar ‘mampir’ seperti perjalanan saya sebelumnya,
pertama kali berkunjung ke Malang cuma mampir dari pagi sampai siang
(baca wisata alam sampai theme park Malang ), yang kedua lebih singkat hanya 2 jam ‘malem-malem’ di BNS theme park (baca keseleo di Malang). Nah, yang terakhir
ini saya tinggal sedikit lebih lama yaitu setelah perjalanan ke Bromo. Sengaja
merencanakan pulang ke Jakarta dari Malang jadi saya bisa menginap semalam di
Batu (ambigu !?@#$!).
Terminal Probolinggo (dishubprobolinggokota.net) |
Mencari bus menuju Malang
di terminal Probolinggo sangat mudah, banyak bus besar yang siap mengantar. Saya
dan teman-teman memilih bus kedua demi mendapatkan bangku kosong paling
belakang mengingat bawaan yang ‘gede-gede’ dari Bromo. Walaupun bus ini urutan
kedua jalannya saya tidak khawatir karena di terminal ini ternyata bus tidak
‘ngetem’ berlama-lama (penuh/kosong tetap jalan). Rasanya ingin bilang “Bagus
Pak! nanti rezekinya ada dijalanan” hehe dan ternyata benar! cukup banyak
penumpang naik di kota-kota yang dilewati seperti Pasuruan, Purwosari,
Purwodadi maupun Lawang. Beberapa diantaranya mahasiswa mengingat hari ini
Minggu dan banyak yang akan kembali melanjutkan kuliahnya di Malang yang memang
memiliki banyak universitas.
Dari terminal
Arjosari-Malang kami menuju terminal Landungsari untuk kemudian menuju terminal
Batu. Sebelumnya juga sudah isi perut di samping terminal Landungsari yang
‘uenak tenan’. Malang memang banyak tempat makan enak, murah ala mahasiswa
dengan design tempat makan yang unik, lucu sampai yang bikin penasaran. Jadi
ingat di Bandung lah pokoknya. Akhirnya
pukul enam sore kami sampai di kota Batu.
Berbekal rentetan
pemikiran bahwa di sebuah kota pasti punya alun-alun, di dekat alun-alun
biasanya ada masjid raya (siapa tahu kami bisa numpang tidur), dan karena kami
ada di terminal biasanya juga dekat dengan alun-alun yang meyakinkan kami untuk
berjalan kaki saja. Itulah teori ‘kedekatan’ antara alun-alun dan traveler yang
melekat di benak saya. Ketika bingung mau kemana disuatu kota terutama di pulau
Jawa, carilah dulu alun-alun! Mulailah kaki ini melangkah, mulut beraksi tanya
sana-sini arah menuju alun-alun, tangan sibuk browsing seperti apa alun-alun Batu dan Wah! Alun-alun Batu jadi
satu-satunya alun-alun di Indonesia yang punya kincir angin/bianglala/ ferish wheel. Kami mempercepat langkah.
Salah satu fungsi alun-alun adalah tempat berinteraksi juga hiburan masyarakat |
Lampion warna-warni serta
air mancur bertuliskan “Kota Wisata Batu” menyambut saya yang sedang
terkagum-kagum dengan bentukan alun-alun ini. Dikejauhan tampak si kincir angin
yang saya lihat gambarnya di salah satu blog traveler. Spontan kaki mengajak
berkeliling. Banyak warga bersama keluarganya yang menghabiskan minggu malamnya
di alun-alun ini, “malam minggu pasti lebih ramai” pikir saya. Jalan setapak beraspal
bersih, tanaman hias disekeliling, toilet berbentuk apel, lampion warna-warni
mulai dari singa, kelinci, apel, apel lagi, semuanya indah. Ada arena untuk
bermain anak yang beralas empuk yang sudah pasti aman, lalu di sisi lain ada
arena bermain air yang membuat anak-anak itu tertawa renyah menanti air memancur
dari dasar lantai, semuanya membuat alun-alun Batu menjadi sangat bagus dan
modern ditambah dengan keberadaan kincir angin raksasa yang konon didatangkan
langsung dari Cina.
dimana lagi ada di alun-alun! |
Saya mendekati kincir
angin ini yang sayangnya ternyata tutup. Bangunan besi ini terlihat sangat
tinggi dan kokoh, mungkin mencapai belasan meter. Awalnya saya pikir hanya
seperti kincir angin ‘portabel’ di pasar malam, tapi roda putar ini kokoh sekali.
Melihat kota Batu dari atas sana pasti akan lebih indah apalagi di siang hari
dimana kontur pegunungan Malang dan sekitarnya akan memanjakan mata. Karena Bianglala-nya
tidak beroperasi saya kemudian menuju Masjid Agung An-Nur untuk beribadah (benar
kan ada masjid raya dekat alun-alun!). Sesaat setelah selesai dari masjid saya melewati kembali
bianglala itu yang ternyata sudah buka! dengan antrian yang juga sudah panjang!
Hmm.. mungkin memang sengaja tutup sejak maghrib sampai setelah sholat isya.
Pantas banyak warga yang sudah duduk disekitarnya ketika wahana ini tutup
sekalipun. Bianglala ini memang jadi favorit warga karena harganya yang murah,
hanya 3000 rupiah saja. Mungkin nanti saja lain kali saya naik wahana itu, dan
dipastikan saat siang hari!
Perjalanan ke kota Batu
tidak hanya sampai di alun-alun saja. Kami juga ke Batu Night Spectacular (lagi) serta ke Coban Rondo (lagi!) di pagi
harinya. Tapi harus ada yang beda kan walaupun kita sudah pernah pergi ke
tempat yang sama beberapa kali (prinsip tak mau rugi hehe). Di BNS saya tidak
lagi naik trampolin atau pun sepeda udara, tapi coba masuk ke taman lampion
serta wahana Mega Mix. Wahana extreme dimana kita duduk melingkar di atas
piring raksasa dan kemudian diputar naik turun bahkan sampai 360 derajat jadi
sampai jungkir balik bikin pusing, tapi seru dan aman. Patut dicoba! Di Coban Rondo yang beda kali ini adalah saya
jalan kaki menembus hutan sejauh hampir 10 km bolak balik di pagi buta
mengingat belum ada ojek yang siap antar.
Lampion Garden |
Ke Batu kali ini pun
belum menjamah theme park kondang
Jatim Park Satu apalagi Dua. Memang kita harus menyediakan waktu lebih lama ketika
ingin menjelajahi Malang dan Batu mengingat banyaknya tempat wisata yang bahkan
di alun-alunya saja kita bisa berlama-lama menikmati taman dan ferris wheel satu-satunya di Indonesia. Dan
akhirnya kami menginap di masjid dekat terminal karena di masjid Agung
sepertinya tidak boleh, repot kalau nanti ternyata diusir atau disanteronin
polisis (lagi?).
Foto-foto di malam harinya keren-keren bayyyy...you're moment catcher!
ReplyDeletelebih keren lagi kalau bisa naik wahananya hehe belum bisa sayangnya..
Delete