Juni 2011, kali kedua saya jalan-jalan ke Malang bersama teman-teman kantor. Niat awal menghadiri pernikahan salah satu teman di Surabaya, tapi tetap pingin jalan-jalan dan (tetep) ke Malang lagi. Sampai-sampai saya berfikir apakah kota ini daya tariknya memang luar biasa atau jangan-jangan cuma mau kabur dari Surabaya yang puanasnya ternyata juga luar biasa (hehe), ini kali pertama saya ke sang-ibu-kota Jatim.
Karena kami berangkat agak siang setelah resepsi maka sampai Malang pun sudah sekitar pukul 9 malam. Baru tahu ternyata Malang cantik juga di malam hari karena sebelumnya saya hanya mampir di kota ini plus siang pula. Walaupun sudah malam, jangan khawatir kehabisan tempat bermain disini.
spinning coaster-nya |
Yup, seperti yang saya jelaskan sebelumnya, Malang memang lengkap dengan wisata alam sampai taman bermain. Untuk theme park siang hari, seperti halnya Dufan di Jakarta disini juga ada Jatim Park 1 yang mengusung konsep taman bermain dan hiburan lengkap dengan 36 wahananya termasuk spinning coaster dan kolam renang raksasa. Lalu ada Jatim Park 2 yang konsepnya selain untuk bermain juga untuk belajar termasuk didalamnya adalah Batu Secret Zoo. Kebun binatang dengan koleksi satwa lengkap dari seluruh belahan dunia seperti Lamma sampai Singa Afrika, juga menawarkan kegiatan unik mulai dari feeding birds sampai mancing harimau (berani coba?).
sepeda udara, seru! |
Theme park yang sempat kami kunjungi adalah Batu Night Spectacular (BNS). Areal seluas 3000 meter persegi di Desa Oro Oro Ombo ini memang dikhususkan untuk wisata di malam hari. Wahananya banyak dan cukup lengkap, mulai dari yang memacu adrenalin seperti drag race, mouse coaster dan rumah hantu sampai wahana untuk anak-anak di area kidz zone, dengan rata-rata harga satu kali permainan sekitar dua puluh ribuan saja. Juga dilengkapi pasar malam serta food court dengan pemandangan air mancur menari. Seru kan!
Nah, di BNS setelah antre sekitar 10 menit giliran kami untuk naik wahana sepeda udara. Di sepeda udara, kita di ajak keliling areal BNS dari ketinggian lebih dari belasan meter, bentuk sepeda dan cara bermainnya sama seperti halnya naik sepeda air. Sepeda diisi dua orang saja yang tentunya buat yang punya pasangan akan sangat menyenangkan, ngiri kaan (hehe). Sambil ngobrol berdua dan menikmati dinginnya udara Malang, pemandangan BNS yang gemerlap karena banyak lampion sudah siap di depan mata. Pas sekali untuk bersantai.
Dari sepeda, kami beralih ke permainan trampoline yang membuat para lelaki ini keseleo plus semaput tak karuan. Mungkin karena penasaran seperti apa ‘membal’ di bantalan karet yang elastis, atau karena di ‘panas-panasin’ sama petugas penjaga yang dengan ‘santai’ memamerkan aksi jungkir balik di depan mata atau hanya sekedar ingin menghangatkan badan itung-itung olahraga.
Setelah tarik ulur dan debat sesama teman diputuskanlah saya dan dua teman lelaki saja yang siap bermain trampoline. Tiga dari empat trampoline yang tersedia sudah kosong tapi saya masih merengek minta di ajarkan dan diperlihatkan cara bermainnya. Lalu dimulai dengan 2-3 kali loncatan kecil, si mas penjaga langsung loncat tinggi dan wussh terjadilah kaki di atas, kepala dibawah tegak lurus si masnya berputar di udara persis kaya pemain sirkus. Tiba giliran kami, haduh boro-boro mau jungkir balik, buat belajar mendarat dengan benar saja swulit, praktis loncatan kedua tidak pernah terjadi karena pas mendarat kami pasti langsung jatuh duduk atau terlentang sembari sempoyongan di trampoline.
asiknya trampolin, melayang ataupun 'nyusruk' kami akan tetap tertawa :) |
prepare for landing :) |
Terus berusaha, akhirnya 2-3 kali loncatan berhasil membal tapi ya diiringi kaki sakit, sampai punggung pegal. Prestasi terbaik saya adalah ketika saya bisa mendarat dengan duduk dan langsung membal loncat berdiri dan mendarat duduk lagi terus membal lagi, berulang maksimal sampai tiga kali, karena keempatnya pasti ambruk (hehe). Ternyata setelah permainan selesai, ya kaki keseleo lah, pegal, kepala semaput ‘keliyengan’ bahkan salah satu teman sulit berdiri tegak sempurna berasa di laut. Yang lucu lagi, si penjaga kasih kami tantangan untuk loncat (sebenernya meledek ini mah), ya loncat seperti biasa di lantai bukan trampoline, dan hebatnya itu susah minta ampun, kaki saya terasa beraatt sangatt, gak bisa loncat secuil pun, mungkin karena efek dari loncat-loncat gak jelas di trampoline tadi ya.
Finally, Malang memang menawarkan banyak opsi berlibur. Dirasa-rasa penghargaan yang didapatkan dari ITA 2011 itu memang layak. Dua kali trip ke Malang, saya banyak menemukan pengalaman baru malah mungkin masih banyak yang lebih seru yang belum dijelajahi. Oia sedikit info tentang transportasi. Perjalanan kedua saya ke Malang memang agak berbeda, lebih lux rasanya tapi tetap kami coba cari angkutan yang nyaman dan tidak terlalu menguras dompet. Dari Jakarta ke Surabaya kami pakai jasa bis Lorena, bis nyaman tapi lama sangatt (22 jam!!) dengan kisaran harga dua ratus ribuan, kalau Surabaya-Malang pakai mobil pribadi dan kembali ke Jakarta (karena sudah lelah sangat) kami naik KA Eksekutif Argo Anggrek pagi yang mahal sangatt (300 ribuan) tapi super nyaman walau kelaparan, jauh beda dengan KA Ekonomi (iyalah) Matarmaja yang saya naiki di perjalanan pertama saya. Kereta api ekonomi ini satu-satunya dari Malang ke Jakarta yang menempuh perjalanan ± 19 jam, berangkat pukul 3 sore tiba di Jakarta sekitar pukul sepuluh esok paginya dengan tarif lima puluh ribuan saja per orang. Tapi masing-masing pasti punya cerita menarik sendiri.
Jelajahan sebelumnya Wisata alam sampai theme park, petualangan cinta sampai keseleo, Malang (Part 1)
mau loncatan di trampolinnya..!! elo harus ajakin gue kesini..hehe..
ReplyDeleteweleh2..ke malang lagi toh mas,hehe..gag ke coban2 rondo yg lainnnya lagi?hehe
ReplyDeletemau loncatan di trampolinnya..malang is on my list now..
ReplyDeletehayuukk.... mantap dah pasti :)
Delete