Monday 9 April 2012

Bandung, The Beauty of Her

Sepeda motor melaju menuju kawasan Soreang, menawarkan pemandangan dan udara yang jauh lebih segar dari perkotaan. Sebagai salah satu ‘kampung’ masa kecil saya, melihat Bandung sekarang ini memang jauh berbeda dengan 13 tahun silam. Daerah selatan maupun utara Bandung akhirnya menjadi alternatif wisata bagi anda yang juga mencari keindahan alam. Beranikanlah juga memilih moda transportasi yang lain seperti sepeda motor, pas sekali berdua dengan si dia ‘melarikan diri' memecah padatnya kota menemukan romantic hideaways anda sendiri.
 
Terus mengarah ke selatan Bandung mendekati Ciwidey, sepeda motor sewaan kami mulai menemukan tantangannya. Kontur jalan berbukit yang naik turun dan berkelok-kelok membuat ia harus ekstra kerja keras mengingat penumpangnya yang yaa.. agak berat ni (hehe). Pemandangan-nya tentu tidak mengecewakan, sawah sampai hutan pinus yang indah akan banyak dijumpai. Kawah Gunung Patuha adalah tujuan kami. Kawah ini sering disebut sebagai Kawah Putih karena permukaannya yang berbatu dan berpasir putih. Air kawahnya yang berwarna terang dapat berubah-ubah serta memunculkan kepulan asap putih. Banyak pohon-pohon yang bagi saya sangat eksotis, hitam, beberapa diantaranya meranggas menyisakan sepi pada cabang-cabangnya memagari sekeliling kawah menampilkan padanan yang terasa sunyi tapi indah. 


Hanya dua jam perjalanan dari kota serta harga tiket masuk dan parkir yang terjangkau membuat Kawah Putih jadi destinasi favorit wisatawan Bandung. Dari gerbang utama, terdapat angkutan berbayar yang siap mengantarkan wisatawan jika tidak ingin membawa kendaraan pribadi naik mendekat ke kawah. Kalau kami? lanjut tancap numpang sang motor jagoan mendekati kawah. Dan setelah 20  menit perjalanan yang kali ini jauh lebih curam dan berbatu (hadeuh motornya!!) pemandangan Kawah Putih sudah siap di depan mata anda. Lanjut berfoto atau hanya duduk asyik berdua sambil ngobrol. Anjurannya jangan terlalu lama di sini, bagaimana pun Gunung Patuha yang konon aktif ini masih memunculkan belerang yang dari baunya saja tidak begitu baik bagi kesehatan, apalagi jika anda sampai punya ide bermain air belerang lebih baik menuju destinasi romantis berikutnya.

Kampung Daun...
Pada kali yang lain, sepeda motor kami arahkan menuju Lembang. Kawasan utara Bandung ini juga menawarkan udara yang lebih sejuk. Ditemani jalan aspal mulus yang berkelok nikmatilah pemandangan dataran tinggi hijau yang indah apalagi jika anda lanjutkan perjalanan semakin ke utara menuju Maribaya atau Gn. Tangkuban Perahu yang memang menjadi destinasi wisata favorit.

adeemm...
Setelah melewati kampus UPI ambilah arah menuju Jl. Sersan Bajuri dimana Kampung Daun berada. Areal satu hektar yang berada di sebuah lembah kecil, kawasan obyek wisata Cihideung ini menawarkan keunikan karateristik wilayah pedesaan yang masih bersifat tradisional. Sejuk dan rindang, kesan yang saya dapatkan ketika sampai ditempat ini. Kami harus registrasi terlebih dahulu untuk kemudian dicarikan saung (gazebo), ternyata tidak sedikit pengunjung yang harus antre untuk mendapatkan gilirannya bersantap di Kampung Daun.

Disini, saung yang terbuat dari kayu dan bambu dibangun terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya. Kapasitasnya bervariasi, berdua sampai ratusan pun tersedia ruangannya. Setiap saung dilengkapi bantal empuk serta sandaran yang membuat santap-menyantap menjadi sangat nyaman. Ragam makanan tradisional pun banyak tersedia mulai dari serabi sampai nasi timbel. Alunan musik dari kecapi dan jejanan seperti dodol lipet, gulali dan harum manis dijajakan pedagang disepanjang jalan menuju saung. Walaupun saung terpisah-pisah dan terkesan jauh dari pramusaji jangan khawatir ketika anda membutuhkan jasa mereka. Pukul lah kentongan yang sudah tergantung di setiap saung dan seketika pramusaji sudah siap membantu anda. Solusi ala kampung ini pasti berhasil membuat siapapun termasuk kami ‘gatel’ untuk mencoba (hehe).
betah kan :)
Di Kampung Daun anda tidak akan ditawarkan kepada sesuatu yang resmi dan elegan melainkan keramahtamahanan dan bersahaja ala pedesaan serasi dengan lingkungan hijaunya yang dikelilingi pohon rindang, sungai dan juga air terjun cantik, membuat siapapun betah berlama-lama makan disini. Kampung Daun siap melayani anda mulai pukul 11.00 s.d 23.00 WIB. Di malam hari suasana akan terasa lebih romantis, obor serta lampion di sepanjang jalan akan memberikan pengalaman menyenangkan tersendiri bersama keluarga maupun orang terkasih.

The Beauty of Bandung, kembalilah pada keindahan alam yang ditawarkannya dan mulailah dengan merencanakan perjalanan itu bersama orang-orang terkasih, keluarga ataupun sahabat terdekat dan jelajahi dengan cara yang tidak terlupakan :)

3 comments:

  1. Huahhh..dulu pada ngga mau ngajakin gue kesini..padahal kan bagussss pisaannn..
    Anyway..gue wondering, lu bilang 'kami' dan 'ia'..whom did you went there with??

    ReplyDelete
  2. bay..i'm wondering why are you calling bandung as Her?

    ReplyDelete
    Replies
    1. because Jakarta is him :)
      muncul begitu sajah bud...

      next Jaarta's story..

      Delete