Tuesday 19 March 2013

Menuju Way Kambas (day 4 - end) : Naik gajah latih di alam liar

Taman Nasional Way Kambas
Si Melly....
Trip ke Lampung diakhiri dengan pemandangan luar biasa dari alam Way Kambas. Kami tidak menyalahkan komentar teman-teman yang tidak begitu yakin akan lancarnya perjalanan menuju Way Kambas, karena memang tidak mudah, tidak murah, sampai harus disantronin polisi (baca Menuju Way Kambas – day 3) tapi tidak terlalu mahal karena memang itulah satu-satunya jalan bagi dua orang traveler ini, jadi istilahnya mah sepadan lah dengan apa yang akan kita nikmati disana, yang penting tetap yakin pasti sampai!

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) menyambut kami dengan gerbang pertamanya, Plang Ijo. Angkutan kesana ya ojek karena memang hanya ada ojek dan ini ojek yang bisa dipesan untuk jemput ketika hendak pulang nanti. Plang Ijo bisa dicapai dalam waktu 15 menit dan sekali lagi jalannya rusak dan becek. Lepas dari Plang Ijo kita tidak akan lagi menemukan perumahan penduduk, mulai dari sini hanya akan ada hutan, jalanan berbatu, hening sekali! terkadang hanya kicauan burung yang jadi pengiring selama 10 menit perjalanan menuju pintu gerbang Pusat Pelatihan Gajah (PLG).

Selain hutan yang lebat, saya juga melihat taman nasional ini berbatasan dengan perkebunan warga yang dipasangi parit cukup dalam diperbatasannya. Memang, dari yang saya dengar banyak gajah liar yang kehabisan makanan di hutan biasanya akan memasuki perkebunan warga untuk mencari makan, yang akhirnya merusak perkebunan itu sendiri sehingga menakuti warga. Maka dibuatlah parit-parit yang cukup dalam untuk menahan si gajah. Kasian juga yah membayangkan gajah liar yang kelaparan ini, karena ada lebih banyak gajah liar (200-an) dibandingkan gajah latih (60-an) di areal TNWK yang total mencapai 125ribu hektar ini. Semoga saja kebakaran hutan apalagi yang disengaja tidak banyak terjadi supaya makanan mereka pun selalu tersedia.
Taman Nasional Way Kambas
Ramai.. seperti layaknya taman margasatwa, disini juga ada tracking naik gajah mengitari taman










Pagi-pagi sudah memasuki PLG memang banyak manfaatnya, udaranya masih segar, beberapa pedagang baru saja menyiapkan dagangannya begitu pun petugas TNWK yang juga baru berdatangan. Saya sendiri sibuk foto-foto sekitar lalu masuk ke pusat informasi gajah yang didalamnya -melalui poster bergambar- diterangkan banyak hal mulai dari bagaimana menangkap gajah liar dan melatihnya, patroli gajah kalau ada kebakaran hutan, Well Rescued atau penyelamatan kalau ada gajah yang masuk ke sumur-sumur sampai informasi untuk masyarakat yang rumahnya berbatasan dengan TNWK terkait bila ada gajah masuk kebun. Informatif sekali.
Taman Nasional Way Kambas
satu pawang itu satu gajah, tapi juga dibuat grup setiap ada 5 pawang
Asik yang lain, kalau datang pagi-pagi kita bisa lihat gajah-gajah dimandikan. Mereka akan dikeluarkan dari kandang baik satu persatu ataupun gerombolan untuk kemudian digiring menuju kolam besar. Oia satu gajah ya satu pawang. Adalah Melly, gajah perempuan yang agresif plus bandel, pawangnya sampai kadang harus teriak-teriak galak supaya Melly gak banyak bertingkah di kolam dan mau mandi. Gajah-gajah ini ternyata dilatih ada yang pakai bahasa Jawa sampai Thailand loh! Si Melly termasuk diajarkan bahasa Thailand. Lucunya ketika gerombolan gajah perempuan lain masuk kolam Melly akan mendekati mereka seperti mengajak bermain yang hanya akan membuat pawangnya tambah marah-marah hehe (biarin lah Pak, geng time!)

Taman Nasional Way Kambas
walau kenyang gajah akan selalu nyabet rumput
Tujuan kami ingin mendatangi Way Kambas tidak bukan adalah untuk melihat gajah-gajah ini hidup di alam aslinya, alam terbuka, alam liar! Memang, saya tidak pernah terlalu tertarik melihat binatang-binatang terkurung, pernah pertama kali diajak nonton atraksi lumba-lumba di Ancol, yang ada malah sedih apalagi dengar cerita kalau mereka sudah sering stress di kolam-kolam buatan itu. Jadi, saat ini berada di Way Kambas menjadi satu kebahagiaan saya yang tidak ternilai, melihat gajah-gajah Lampung di habitat aslinya, melihat hamparan padang rumput hijau yang luas, hutan-hutan jadi pagar di kejauhan, kontur padang rumput yang berbukit dan sesekali terlihat rawa sangat menyegarkan mata dan hati. Gajah-gajah liar di sisi terluar Way Kambas pun saya rasa akan merasa senang karena bisa hidup bebas di alam.

Nah, kalau bisa naik gajah di Way Kambas itu jadi tujuan tambahan aja, karena harus sesuai bujet juga. Tapi tenang saja seperti halnya di kebun binatang lainnya, kita bisa naik gajah dan treking di jalur yang sudah disediakan di taman dengan hanya membayar 10 ribu rupiah. Mau yang lebih wah, naik lah gajah dan treking di padang rumput bahkan di hutan! Seperti yang saya dan teman saya lakukan. Biayanya 75 ribu (udah dibujet kok hehe) selama satu jam bolak-balik. Sensasinya asyik, ini pertama kali saya naik gajah loh. Walau berasa mau jatuh, tapi meyusuri padang rumput dan rawa, turun naik bukit itu menyenangkan. Sesekali juga bisa berhenti untuk foto-foto. Tapi memang yang tak terlupakan ya menikmati pemandangan bersama si gajah plus bapak pawang yang siap menceritakan perihal gajah dan Taman Nasional Way Kambas. Jadi kangen sama Helie dan Kartijah, nama dua gajah yang kami naiki kemarin. Kapan bisa kesana lagi ya? Semoga mereka sehat selalu J
Taman Nasional Way Kambas
Salam semangat jalan-jalan!!
Sebelumnya... Menuju Way Kambas (day1)

22 comments:

  1. ajaaaaaaaaaaaaakk ayah ajak ayah ajak ayahh :D hhaha

    ReplyDelete
  2. Kayaknya belum ada tempat konservasi gajah yang seluas way kambas ini ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah kayaknya kalau di Indonesia,, afrika lain cerita ya :)

      Delete
    2. Eh..Afrika..hmm..*lalu kemudian ngebayangin..

      Delete
  3. mantabs cuy ceritanya

    next time trip kita ke negeri malin kundang ya cuy

    he,,he,,he

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha sumatera mah spesialis ente ni kayaknya ko

      Delete
  4. asik gan. harusnya kalian coba wisata pantai di lampung, jangan lupa ke liwa sama danau ranau juga, recomended banget tuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih,
      iya wisata pantainya terutama Liwa yang di lampung bagian barat memang buat penasaran.. semoga nanti bisa kesana.

      Delete
  5. Wah sangat menarik. Mas minta info penginapan yang murah di TNWK dong.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setahu saya jarang sekali penginapan disana, kalau mau langsung di TNWK saja ada semacam wisma yang disewakan, coba hubungi salah satu ranger Pak Slamet (0852-0835-0467). Boleh info lagi ya kalau berhasil menginap disana.
      Terimakasih. Selamat menjelajah.

      Delete
    2. Oke makasih mas. Rencananya saya berangkat besok.

      Delete
    3. Mas nomer pak Slamet tak bisa dihubungi hehe. Ohiya dari pasar Tridatu naik ojeg lagi kan, jaraknya ke TNWK berapa? dan bayar ojegnya berapa?

      Delete
    4. Rasanya 15 ribu sekali jalan, terasa sangat jauh sih karena sepi hehe persis di pertigaan Tridatu menuju Plang Ijo ada toko listrik, penjualnya Pak Fadil coba saja tanya-tanya beliau siapa tahu bisa bantu, dulu saya pun dibantunya. Sukses!!

      Delete
  6. Alvionitaclorin8 May 2014 at 14:39

    Aahhhh,pinginnn aku yg orang lampung aja blm pernah ksn jee.. Kalau ke lampug lagi ajak2 pleasee, ngga mungkin bisa ngandelin ortu pasti mereka ngga mau.. Ayokkk ke kruiii! Kalo ngga salah itu pantainya ombaknya terbaik ke 4 untuk surfing di dunia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah ngak bisa surfing hehe... tapi Krui memang menarik.
      Terima kasih sudah berkunjung.

      Delete
  7. bagus banget tulisannya mas yudha ini tentang way kambas, saya kebetulan ada rencana kesana kalo boleh minta cost trip dari bakauheni ke TNWKnya mas hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah baca, dari Bakauheni rasanya ada langung travel yang ke way jepara tapi gak tahu bajetnya karena saya gak lewat rute itu, nanti dari way jepara naik ojek saja ke pasar tridatu.

      Delete
  8. Sekitar 40ribuan ongkos travel dari bakauheni mas,mba..

    ReplyDelete
  9. Ajiib infonya, sy salah satu orang kelahiran Lampung besar di Jakarta yg blm prnh ke way kambas, tragic...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe wah pas pulang kampung sempetin mas, bagus kok!

      Delete