Saturday 31 October 2015

‘Mumpung’ story (eps.4) : Pulau Putri – Kep. Seribu

Yeaayy. Cerita terbaru dari serial ‘mumpung’ story akhirnya datang lagi. Sebelumnya sudah ada tiga seri yang semuanya menerapkan prinsip yang sama, aji mumpung! Mumpung ada tugas kantor akhirnya jalan-jalan (hahaha). Destinasi yang kami tuju kali ini adalah Pulau Putri, yang ada di Kepulaun Seribu, DKI Jakarta. Nah bedanya, kali ini kantor saya sedang mengadakan acara kebersamaan (staff gathering) yang berarti salah satu tujuannya memang refreshing. Tapi, karena saya termasuk panitia akhirnya ya kerja juga. Tapi tak apa, pasti selalu ada sesi santai (maksa huhu).

Keren kaan speedboat kita hehe Welcome to Putri island!
Sebagian warga Jakarta pasti pernah ya wisata ke Kep.Seribu, betul kan? yang belum berarti mesti coba karena disana ada banyak pilihan pulau. Secara jarak, Kep.Seribu relatif dekat dengan Jakarta dibanding pulau favorit lain seperti Karimun Jawa atau Bali, dan nyatanya pemandangan di Kep.Seribu pun tak kalah indah. Nah, Pulau Putri ini adalah salah satu yang terjauh dari gugusan pulau di Kep. Seribu, butuh waktu 1,5 jam naik speedboat keren dari dermaga Marina Ancol. Bayangkan kalau harus naik perahu angkutan yang banyak dipakai warga pulau, bisa 2-3 kali lipat waktu tempuhnya. Dulu saya pernah ke Pulau Tidung yang cukup dekat, hampir tiga jam saya diatas perahu nelayan, tapi ternyata hanya satu jam kalau naik speedboat. Jadi pintar-pintar pilih angkutan ya terutama buat yang suka mabuk laut, tapi lihat harganya juga. Saya mah namanya juga aji mumpung (hihihi).

Pulau Putri teryata dikhususkan untuk penginapan/resort dan rekreasi. Jadi disini tidak ada pemukiman warga atau pusat pemerintahan jadi tidak sembarang pengunjung bisa datang hanya yang akan menginap saja. Yang saya tahu, hanya Pulau Putri dan Pulau Sepa yang memiliki resort. Tapi bukan berati di pulau lain tidak ada penginapan. Pulau Tidung contohnya, kita bisa menginap di rumah warga/guesthouse yang banyak tersedia disana. Oiya, dari 355 pulau yang ada di Kep.Seribu hanya 200-an yang sudah memiliki nama. Dan tidak semua berpenghuni. Lain di nama lain di lapangan ya, bukan seribu ternyata jumlahnya (hehe). Pulau-pulau favorit lain diantaranya adalah P.Pramuka, P.Bidadari, P.Pari, P.Macan, P.Harapan dan lainnya.

Sambutan dan salam perpisahannya selalu pakai lagu
Patung empat putri duyung akan menyambut kita ketika tiba di dermaga P.Putri diiringi welcome dance tarian Bali dan lantunan lagu-lagu dari grup musik. Ini bagian dari jamuan selamat datang bagi tamu P.Putri. Sekilas saat menginjak kaki di dermaga saya mengamati pulau ini ternyata tidak memiliki pantai yang luas, tapi semua kamarnya menghadap ke laut plus disini kita seperti di pulau pribadi karena hanya ada tamu pengunjung saja dan tidak ada yang lebih menyenangkan lagi dari pulau pribadi kan (hehe). Oia, pulaunya memang tidak terlalu besar, kamarnya sekitar 70-an dan tidak sampai setengah jam kita sudah bisa keliling pulau yang banyak ornamen Bali ini.
Tidak perlulah saya ceritakan bagaimana acara gathering­ kantor. Yang perlu dicatat memang kami semua merasa senang, lebih kenal dan semakin kompak bersama, tapi yang lebih penting ketika team building, tim sayalah juara pertamanya (hohoho).



Pemandangan dari kamar, kolam renang buat yang gak mau ke laut dan juga pantai 'pendek' di Pulau Putri :)

Jadi apa saja yang bisa kita lakukan di Pulau Putri? 
Layaknya sebuah resort pantai, fasilitas olahraga air disini bisa dikatakan cukup lengkap. Di hari kedua ketika memasuki acara bebas sebagian kawan langsung memulai kegiatan dengan snorkeling, yang lain mencoba banana boat, ada juga yang kayaking, tapi belum ada yang berani diving ternyata. Semua alat snorkeling, sepeda air sampai alat scuba diving tersedia disini dan bisa disewa dengan harga yang wajar saya fikir. Untuk bisa kayaking selama satu jam kita tak sampai mengeluarkan uang 50 ribu rupiah, murah kan! ditambah perairan yang sangat jernih dan arus yang tenang hampir tak berombak rasanya semua harga sewa disini cukup layak. Bahkan staff maskot kantor kami pun (Pak Santo hehe) sampai rela malas-malasan terapung diperairan dangkal leyeh-leyeh diatas baju pelampung ‘saking´ menikmati pemandangan yang mungkin tak pernah dia jumpai di manapun (#piss pak) tak pusing pasal muka hitam atau bahkan meriang karena masuk angin (hehe).
Kayaking di perarian yang dangkal, jernih dan indah bisa lihat ikan-ikan kecil dan karang dibawahnya
Sudah merasa semua olahraga air itu menarik? Tunggu sampai kita mengikuti trip jalan-jalan keliling pulaunya untuk melihat karang dan juga sunset indah (Duh kok kayak iklan ya, wah hrs dapet voucher inap grtais ni dari P.Putri hihihi). Ya, Pulau Putri memiliki rangkaian trip untuk melihat terumbu karang dengan glass bottom boat atau kapal yang tepiannya berdinding kaca. Kacanya bukan didasar atau di kaki kita ya tapi disamping tempat duduk  jadi sangat leluasa melihat dasar laut dan terumbu karang dari dekat. Tak perlu lah menyelam kedasar bagi yang takut atau yang malas (hehe). Atau pilihan lainnya kita bisa menikmati terowongan bawah laut (deep tunnel) yang ada di kiri dermaga, jadi kalau takut naik kapal tapi ingin tetap melihat ikan dan karang silahkan jalan-jalan di terowongan ini.
Banana Boat!! Saya masih saja belum pernah naik ini hahaha
Sorenya kami pergi dengan salah satu kapal untuk menikmati sunset atau biasanya disebut sunset cruise. Nah, untuk menikmati sunset terbaik kami perlu bergerak kelautan terbuka, sehingga matahari tenggelam tidak akan terhalang pulau-pulau lain.  Jadi kapal pun bergerak sekitar 45 menit menuju daerah terbuka tersebut. Mujur pulau ini memang ada di gugusan terluar Kep.Seribu jadi tak begitu jauh untuk mencapai spot daerah terbuka. Sepanjang perjalanan kami pun diceritakan pulau-pulau yang kami lewati, ada Pulau Bira, Pulau Macan dan lainnya. Juga cerita unik yang menyertainya, ada pulau yang akhirnya ditinggalkan penduduk, pulau yang penginapannya tak berpintu dan langsung menghadap laut (saya lihat sendiri di pulau kecil itu, mantep!) sampai pulau yang dimiliki suatu badan bahkan orang pribadi. Lucu rasanya mendengarkan pulau ini milik perusahaan ini, pengusaha itu, milik orang kaya ini. Hebat ya bisa sampai memiliki pulau. Konsepnya sebetulnya sama saja seperti memiliki sebidang tanah di daratan hanya saja karena di pulau kecil jadinya kayak punya satu pulau, tak apalah kalau masih orang Indonesia yang punya, kalau sudah orang asing seperti yang ada di pulau-pulau eksotis terluar Indonesia saya kok gak setuju, tak rela!
Sunset yang kami dapat belum maksimal sih tapi lumayan bisa keliling-keliling pulau
Nah, hati-hati ya yang suka snorkeling!?! 
Lalu apakah setiap pengunjung P.Putri akan mendapatkan semua rangkaian trip itu? Yak, bisa! Bahkan bisa lebih banyak kegiatan tergantung biaya (hehe). Saya sendiri sudah coba semua, yaaa secara teknis kegiatan air nya tidak semua sih, saya hanya snorkeling itu pun di akhir waktu karena saya awalnya tak rela harus menginjak karang jadi ingin perairan yang lebih dalam. Selain sakit ke kaki (beberapa kawan sampai berdarah hebat karena karang), terumbu karang adalah makhluk hidup yang bisa mati kalau ada tsunami, bom, bahkan injakan kaki yang serabutan begitu. Dan untuk hidup kembali butuh waktu tahunan jadi seharusnya dijaga baik-baik. Tapi ternyata bagus juga di pulau ini ada area snorkeling yang cukup dalam sehingga akhirnya saya ‘nyemplung’ jadi tidak perlu merusak karang walau bagi yang takut ke laut pasti akan menjadikan karang sebagai pijakan (oh nooo hehe). Tak heran banyak karang yang warnanya tak lagi cerah tapi pucat, sebagian karena tertutup karang yang mati yang berwarna putih. Semoga kesekian kalinya mereka snorkeling akhirnya bisa mengerti.

Setiap perjalanan wisata pasti ada masa untuk bersenang-senang, masa untuk kembali mengingat hal baik yang sudah kita lakukan dan bahkan belajar hal baik yang baru. Saya yang wisata sambil kerja saja bisa (mumpung) apalagi traveler yang niat jalan-jalan. Sudah kah melakukan hal baik disana? Minimal tidak merusak atau  turut menjaga apapun hal baik itu disana?


Lets be a good traveler

2 comments: