Selain USS dan Genting
Highland, rasanya saya juga harus menceritakan bagaimana perjalanan saya di
Kuala Lumpur karena dari sanalah semua bermula.
|
'Sensasi' di jembatannya pasti seru |
Bandara pesawat ‘murah’
LCCT kala itu begitu banyak jerebu (kata lain asap) entah karena di sekitar
daerah tersebut sedang berlangsung pembangunan KLIA 2 yang akan menggantikan
terminal low cost ini, atau memang
efek dari kebakaran hutan Riau yang kala itu memang sedang heboh (aduh jauh
juga itu asap perginya, mengganggu yang lain) walaupun belakangan saya tahu ternyata
kebakaran juga terjadi di Malaysia (huhu kasian hutan-hutan kita ini). Tapi
sejauh yang terlihat, LCCT ini juga modern. Bus dan taksi terintegrasi dengan
baik. Banyak bus yang langsung menuju pusat kota (KL Sentral). Juga restoran
untuk kita makan dan beristirahat. Sayang, saya belum menginjak bandara utama KLIA
(Kuala Lumpur International Airport) karena itu berarti saya harus naik pesawat
‘mahal’. Mungkin jika saya naik Garuda Indonesia saya akan
mendarat di bandara tersibuk keempat di Asia ini.
Kalau sudah ada di Kuala
Lumpur pastilah mau lihat Twin Tower atau dalam bahasa Malaysia disebut Menara
Berkembar Petronas. Menara yang pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia ini
memanglah bagus dan megah, apalagi saya sempat menikmatinya saat malam. Wah
lampunya cantik menerangi hingga atap menara yang punya 88 lantai ini. Memang
saya tidak masuk dan naik ke menara karena tutup. Bagi yang ingin masuk dan
mencoba sensasi jembatan penghubung kedua menara akan dikenakan sejumlah
ringgit. Jika tidak mau, kita bisa menikmatinya saja dari taman yang ada
disekitarnya. Disana, di kompleks taman itu ada air mancur simfoni yang menari
seiring irama musik, bagus sekali. Atau juga bisa sekedar jalan-jalan di mal
yang ada di dasar menara, Suria KLCC. Begitu besarnya mal ini, ramai pengunjung
di malam itu dan tak banyak yang saya beli (atau malah tak ada yang dibeli rasanya
haha).
|
Selamat makan dan berputar (hehe) |
Berbicara menara di KL, masih
ada satu lagi yang saya kunjungi yaitu KL tower (421 m). Sedikit lebih rendah
dari Twin Tower sebelumnya (452 m). Bangunan yang memiliki nama resmi Menara
Kuala Lumpur ini menjadi gardu pandang tertinggi di Malaysia yang dibuka untuk
umum. Saya pun berkesempatan naik ke Observation
Deck tersebut dengan berbekal paket
wisata dari salah satu situs diskon. Benar saja kita bisa menikmati kota Kuala
Lumpur dari ketinggian dibantu juga dengan teleskop untuk melihat lebih dekat.
Memang saat saya diatas masih cukup banyak jerebu, tapi tetap indah menikmati
kota dari atas. Mau lebih seru lagi cobalah Atmosphere 360, sebuah restoran
yang berputar di ketinggian 282 m. Harga resmi berkisar antara RM75 per orang (sekitar
250 ribuan) untuk makan siang. Makan ala prasmanan sepuasnya dijamin lezat dan
beragam ditambah kita bisa menikmati pemandangan cantik dari semua sisi. Yang
penting jangan takut ketinggian yang ada nanti keluar lagi makanannya (haha).
|
Memandangi Twin Tower |
Di kompleks KL Tower ini
ada banyak tempat yang bisa dikunjungi selain si menara itu sendiri. Ada Blue Coral Aquarium yang sempat saya
kunjungi, lalu ada juga F1 Simulator, 1Malaysia Cultural Village, Bukit Nenas
Eco Park sampai XD Simulator. Lengkapnya bisa lihat di sini. Nah, sisa waktu di
KL sebetulnya saya banyak habiskan dengan jalan-jalan karena di KL ini banyak
sekali tempat perbelanjaan terutama di sekitar daerah Bukit Bintang yang memang
sudah terkenal. Serunya saya menemukan toko yang namanya sama dengan saya
(hehe) jadilah belanja. Jadi bagi yang suka belanja hati-hati bakal banyak
tergoda.
|
KL Tower-nya yang dibelakang yaaa.. hehe |
Layaknya kota besar yang
maju, KL memang terasa gemerlap apalagi ketika malam tiba. Pusat perbelanjaan,
restoran, taman begitu ramai dengan pengunjung. Turis foto-foto sampai
berbelanja. Dan saya bisa menemukan beragam bangsa disini mulai dari melayu,
india, tionghoa dan juga ras-ras eropa pun berkeliaran di jalanan Bukit Bintang
ini, sepertinya KL selalu bisa jadi rumah bagi mereka. Melihat Malaysia secara
umum pun tidak jauh dengan budaya Indonesia, tidak heran banyak penduduk kedua
negara ini kerap datang berkunjung silih berganti bahkan ada kota yang disandingkan
sebagai kota kembar karena kesamaan alam dan kotanya contoh Bukittinggi di
Padang Sumatera Barat dengan Seremban di Negeri Sembilan, Malaysia.
Sebagai pribadi yang
merasa ingin coba jalan-jalan keluar negeri, Malaysia atau Singapura menjadi
alasan logis untuk siapa saja memulai menempa diri mencoba hidup di negeri
orang. Selain karena jarak yang dekat dari Indonesia dan tarif pesawat yang
murah, kita tidak akan benar-benar merasa ‘tersesat’ disana. Selamat berwisata.
|
Ini spot yang banyak orang foto. Like Big Apple Bro! (kayak pernah aja) |
|
Disini banyak dijual macam kerajinan dan oleh-oleh. Jom! |
|
Ini dia toko dengan inisial nama saya, adanya di Berjaya Time Square |
|
KL dari Observation Deck-nya KL Tower (bagus ya..) |
Wah seru seh blog ini...
ReplyDeleteHehe terima kasih..
DeleteIya seru, karena tidak tersesat ^_^
Tersesat adalah sebagaian daripada iman traveler, tapi klo cuma KL doang mah harusnya gak sampe nyasar
ReplyDeleteIya, makanya ditulisnya tidak merasa tersesat sebenarnya hehe
DeleteThanks dah mampir Alid
Wah, saya ndak naik ke KL Tower *nangis liat ringgit
ReplyDeleteMemang lumayan mahal siy :p
Deletetapi kapan lagi... hehe