Sunday, 11 May 2014

‘Tersesat’ di KL ?!?!

Selain USS dan Genting Highland, rasanya saya juga harus menceritakan bagaimana perjalanan saya di Kuala Lumpur karena dari sanalah semua bermula. 

'Sensasi' di jembatannya pasti seru
Bandara pesawat ‘murah’ LCCT kala itu begitu banyak jerebu (kata lain asap) entah karena di sekitar daerah tersebut sedang berlangsung pembangunan KLIA 2 yang akan menggantikan terminal low cost ini, atau memang efek dari kebakaran hutan Riau yang kala itu memang sedang heboh (aduh jauh juga itu asap perginya, mengganggu yang lain) walaupun belakangan saya tahu ternyata kebakaran juga terjadi di Malaysia (huhu kasian hutan-hutan kita ini). Tapi sejauh yang terlihat, LCCT ini juga modern. Bus dan taksi terintegrasi dengan baik. Banyak bus yang langsung menuju pusat kota (KL Sentral). Juga restoran untuk kita makan dan beristirahat. Sayang, saya belum menginjak bandara utama KLIA (Kuala Lumpur International Airport) karena itu berarti saya harus naik pesawat ‘mahal’. Mungkin jika saya naik Garuda Indonesia saya akan mendarat di bandara tersibuk keempat di Asia ini.

Kalau sudah ada di Kuala Lumpur pastilah mau lihat Twin Tower atau dalam bahasa Malaysia disebut Menara Berkembar Petronas. Menara yang pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia ini memanglah bagus dan megah, apalagi saya sempat menikmatinya saat malam. Wah lampunya cantik menerangi hingga atap menara yang punya 88 lantai ini. Memang saya tidak masuk dan naik ke menara karena tutup. Bagi yang ingin masuk dan mencoba sensasi jembatan penghubung kedua menara akan dikenakan sejumlah ringgit. Jika tidak mau, kita bisa menikmatinya saja dari taman yang ada disekitarnya. Disana, di kompleks taman itu ada air mancur simfoni yang menari seiring irama musik, bagus sekali. Atau juga bisa sekedar jalan-jalan di mal yang ada di dasar menara, Suria KLCC. Begitu besarnya mal ini, ramai pengunjung di malam itu dan tak banyak yang saya beli (atau malah tak ada yang dibeli rasanya haha).

Selamat makan dan berputar (hehe)
Berbicara menara di KL, masih ada satu lagi yang saya kunjungi yaitu KL tower (421 m). Sedikit lebih rendah dari Twin Tower sebelumnya (452 m). Bangunan yang memiliki nama resmi Menara Kuala Lumpur ini menjadi gardu pandang tertinggi di Malaysia yang dibuka untuk umum. Saya pun berkesempatan naik ke Observation Deck  tersebut dengan berbekal paket wisata dari salah satu situs diskon. Benar saja kita bisa menikmati kota Kuala Lumpur dari ketinggian dibantu juga dengan teleskop untuk melihat lebih dekat. Memang saat saya diatas masih cukup banyak jerebu, tapi tetap indah menikmati kota dari atas. Mau lebih seru lagi cobalah Atmosphere 360, sebuah restoran yang berputar di ketinggian 282 m. Harga resmi berkisar antara RM75 per orang (sekitar 250 ribuan) untuk makan siang. Makan ala prasmanan sepuasnya dijamin lezat dan beragam ditambah kita bisa menikmati pemandangan cantik dari semua sisi. Yang penting jangan takut ketinggian yang ada nanti keluar lagi makanannya (haha).


Memandangi Twin Tower
 Di kompleks KL Tower ini ada banyak tempat yang bisa dikunjungi selain si menara itu sendiri. Ada Blue Coral Aquarium yang sempat saya kunjungi, lalu ada juga F1 Simulator, 1Malaysia Cultural Village, Bukit Nenas Eco Park sampai XD Simulator. Lengkapnya bisa lihat di sini. Nah, sisa waktu di KL sebetulnya saya banyak habiskan dengan jalan-jalan karena di KL ini banyak sekali tempat perbelanjaan terutama di sekitar daerah Bukit Bintang yang memang sudah terkenal. Serunya saya menemukan toko yang namanya sama dengan saya (hehe) jadilah belanja. Jadi bagi yang suka belanja hati-hati bakal banyak tergoda.

KL Tower-nya yang dibelakang yaaa.. hehe
Layaknya kota besar yang maju, KL memang terasa gemerlap apalagi ketika malam tiba. Pusat perbelanjaan, restoran, taman begitu ramai dengan pengunjung. Turis foto-foto sampai berbelanja. Dan saya bisa menemukan beragam bangsa disini mulai dari melayu, india, tionghoa dan juga ras-ras eropa pun berkeliaran di jalanan Bukit Bintang ini, sepertinya KL selalu bisa jadi rumah bagi mereka. Melihat Malaysia secara umum pun tidak jauh dengan budaya Indonesia, tidak heran banyak penduduk kedua negara ini kerap datang berkunjung silih berganti bahkan ada kota yang disandingkan sebagai kota kembar karena kesamaan alam dan kotanya contoh Bukittinggi di Padang Sumatera Barat dengan Seremban di Negeri Sembilan, Malaysia.

Sebagai pribadi yang merasa ingin coba jalan-jalan keluar negeri, Malaysia atau Singapura menjadi alasan logis untuk siapa saja memulai menempa diri mencoba hidup di negeri orang. Selain karena jarak yang dekat dari Indonesia dan tarif pesawat yang murah, kita tidak akan benar-benar merasa ‘tersesat’ disana. Selamat berwisata.
Ini spot yang banyak orang foto. Like Big Apple Bro! (kayak pernah aja)

Disini banyak dijual macam kerajinan dan oleh-oleh. Jom!
Ini dia toko dengan inisial nama saya, adanya di Berjaya Time Square

KL dari Observation Deck-nya KL Tower (bagus ya..)

6 comments:

  1. Replies
    1. Hehe terima kasih..
      Iya seru, karena tidak tersesat ^_^

      Delete
  2. Tersesat adalah sebagaian daripada iman traveler, tapi klo cuma KL doang mah harusnya gak sampe nyasar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, makanya ditulisnya tidak merasa tersesat sebenarnya hehe
      Thanks dah mampir Alid

      Delete
  3. Wah, saya ndak naik ke KL Tower *nangis liat ringgit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang lumayan mahal siy :p
      tapi kapan lagi... hehe

      Delete