Pengalaman saya di
Singapura kali ini tidak hanya sekedar transit di Changi seperti sebelumnya
(baca Mumpung story : Jepang). Saya cukup berhasil menjelajah spot-spot terbaik negara ini dalam
seharian saja. Jadi cap imigrasi kedatangan dan kepergian saya punya tanggal
yang sama lho (haha lebay!!). Lalu menginap dimana? Bukan di Singapura yang
pasti melainkan di Johor Bahru, Malaysia. Kota ini memiliki akses mudah menuju
Singapura, melalui jalan darat. Bertolak dari Johor Bahru punya keuntungan
sendiri selain bisa menikmati majunya kota di ujung Semenanjung Malaysia ini, juga
pilihan penginapan sekelas hotel yang lebih murah dibandingkan tengah kota
Singapura.
Megahnya si JB sentral ini |
Hotel Aman Sari jadi
pilihan menginap di Johor Bahru karena letaknya yang strategis dekat dengan JB (Johor
Bahru) Sentral dan Bangunan Sultan Iskandar (imigrasi). Jadi setelah sarapan
nasi lemak enak yang mirip nasi uduk saya lanjutkan ke imigrasi dengan berjalan
kaki.
Pagi itu banyak orang yang hendak keluar Malaysia, kami semua berjalan kaki cukup jauh yang ternyata memutar (huhu) untuk kemudian sampai di loket pemeriksaan. Dan imigrasi selalu saja berhasil membuat saya cukup gugup, bahkan di Jakarta yang masih dalam negara sendiri (haduh). Entah gugup kenapa, saya TKI ilegal pun bukan, apalagi teroris. Kala itu saya berbaris di bagian foreigner (jadi ‘berasa’ teroris hehe) dan setelah si petugas menyebutkan nama depan saya dengan lantang yang kemudian saya iyakan dengan tidak lebih lantang, saya pun berhasil keluar. Fiuh lega...
Pagi itu banyak orang yang hendak keluar Malaysia, kami semua berjalan kaki cukup jauh yang ternyata memutar (huhu) untuk kemudian sampai di loket pemeriksaan. Dan imigrasi selalu saja berhasil membuat saya cukup gugup, bahkan di Jakarta yang masih dalam negara sendiri (haduh). Entah gugup kenapa, saya TKI ilegal pun bukan, apalagi teroris. Kala itu saya berbaris di bagian foreigner (jadi ‘berasa’ teroris hehe) dan setelah si petugas menyebutkan nama depan saya dengan lantang yang kemudian saya iyakan dengan tidak lebih lantang, saya pun berhasil keluar. Fiuh lega...
Baru kali ini melintasi beda negara lewat darat (hehe) |
JB Sentral sendiri adalah
sebuah stasiun besar dan modern yang terintregasi antara bus, kereta api antar
kota juga taksi. Tak salah lah jika kota Johor Bahru banyak disebut
sebagai kota modern kedua setelah Kuala
Lumpur. Di stasiun ini tujuan kami adalah bus nomor 170 yang akan mengantar
kami ke stasiun Kranji-Singapura. Ya benar, bus ini akan melintas antar negara,
mantep!
Setelah antre dan menunggu tidak terlalu lama, bus kami akhirnya melaju meninggalkan JB Sentral untuk kemudian berjumpa dengan pemandangan antrean kendaraan di jembatan yang menghubungkan negara Malaysia dan Singapura. Cukup padat antreannya, kebanyakan adalah mobil pribadi sisanya bus dan juga motor. Enaknya naik bus, rasanya jalurnya lebih lancar walaupun setibanya di gerbang imigrasi atau biasa disebut Woodland kami harus turun meninggalkan bus sejenak untuk melapor diri (deg-degan lagi!!). Tapi deg-degan saya kali ini ternyata beralasan.
Setelah antre dan menunggu tidak terlalu lama, bus kami akhirnya melaju meninggalkan JB Sentral untuk kemudian berjumpa dengan pemandangan antrean kendaraan di jembatan yang menghubungkan negara Malaysia dan Singapura. Cukup padat antreannya, kebanyakan adalah mobil pribadi sisanya bus dan juga motor. Enaknya naik bus, rasanya jalurnya lebih lancar walaupun setibanya di gerbang imigrasi atau biasa disebut Woodland kami harus turun meninggalkan bus sejenak untuk melapor diri (deg-degan lagi!!). Tapi deg-degan saya kali ini ternyata beralasan.
Di Woodland, setelah saya
mengisi kartu kedatangan (masih ada ternyata, perasaan di Jakarta sudah
dihilangkan) seorang petugas perempuan imigrasi, dengan potongan rambut pendek
seram yang sedang patroli, memanggil saya dan meminta saya memperlihatkan
paspor (aduh!!). Dia tanya ‘first time to
Singapore?’ maunya sih bilang
‘dulu pernah sih tapi di dalam Changi saja karena cuma transit’ tapi kok rasanya kepanjangan ya belum harus
bahasa inggris pula, jadilah cuma ‘iya’ saja. Fiuh lolos...
Cant wait to 'ride' the ride! |
Jadi, kemana saja ketika
kita hanya punya waktu satu hari di Singapura? Rute saya yang ditunjukkan Pak
Jheff ini mungkin bisa ditiru (hehe)
1.
Sampailah di
Kranji sepagi mungkin, saat itu saya tiba sekitar pukul 10 pagi.
2.
Jangan lupa
beli Singapore tourist pass di
loket-loket LRT/MRT sehingga tak perlu lagi mengeluarkan biaya naik LRT/MRT/Bus,
harga kartunya sekitar S$ 20 termasuk uang jaminan S$ 10 yang bisa kita ambil
nantinya.
3.
Menujulah ke
stasiun MRT Harbour Front dan kemudian naik Sky Train dari mall Vivo City menuju
Pulau Sentosa lalu turun di Waterfront Station dan nikmati salah satu taman bermain
terbaik di dunia, Universal Studio Singapore (ini cita-cita saya ‘kesampean’ juga haha).
4.
Di Universal
Studio Singapore (USS) lebih baik belilah Universal Express jadi tidak perlu
antre di setiap wahana, walaupun saat kami datang relatif sepi tapi kartu
ekspres ini tetap bermanfaat terutama di wahana favorit (keluar duit sekalian
banyak saja lah daripada antre lama lagi haha sombongnya).
5.
Wahana yang
mesti dicoba itu Shrek 4D Adventure yang mantep sangat efek 4D-nya, roller
coaster indoor dan gelap ala Revenge of the Mummy, arung jeram di Jurrasic Park
Rapids Adventure, coaster plus sinema 4D yang dahsyat di Transformers the Ride
(saya sampai naik dua kali, keren banget!!!) dan terakhir maunya sih roller coaster kembar di Battlestar
Galactica yang sayangnya tutup (huhu) tapi wahana lainnya pun tetap seru kok.
Waterworld stunman show, mirip film aslinya lah. Bagus!! dua jempol!! |
Kawasan Hollywood, kita bisa foto-foto sama artis-artisnya loh (mirip doang si) |
6.
Setelah puas
di USS, jelajahi juga sisi lain Pulau Sentosa di Palawan Beach atau Siloso
Beach (naik Sky Train turun di Beach Station). Disana ada pertunjukan yang
bagus, Song of the Sea, perpaduan antara permainan cahaya/laser dengan air
mancur dan juga tarian serta nyanyian.
Nantinya rumah-rumah itu bercahaya, berair, dan bercerita (hehe) |
7.
Dari pulau
Sentosa mau belanja murah? naiklah MRT kembali menuju Bugis Street. Ada kaos
Singapura sampai gantungan kunci yang murah meriah harganya.
8.
Destinasi terakhir
adalah Merlion Park, naik MRT turun di Raffless Place untuk menyambangi icon negara itu. Pemandangan sekitarnya
pun cantik sekali, ada Marina Bay Sands Hotel yang terkenal mahal itu lalu gedung
opera Esplanade juga Singapore Flyer yang kesemuanya terlihat dari Merlion Park
ini.
Delapan hal tadi bisa kok dilakukan dalam satu hari, karena
saya pun sudah berhasil melakukannya. Akhirnya perjalanan pulang saya tidak
lagi ditutup dengan imigrasi yang menegangkan tapi justru aksi Bapak kondektur bus
170 yang berperawakan India meneriaki saya dari luar bus dan sukses membuat seisi
bus menoleh ke saya, dipikirnya saya tidak punya tiket, setelah saya tunjukan tiket
barulah dia diam (haha).
Apabila mbaca Blog kamu seolah aku merasai pengalaman yg seru kamu seh.. =)
ReplyDeleteIya, terima kasih juga yea untuk pengalamannya, bimbingannya, kesenangannya hehe jom pegi lagi..
Deletengak mau seh...kita ke wisata lain aja
ReplyDeleteHehe ke theme park di US yang lebih extreme hehe
Delete