Sunday 14 February 2016

Pulau Pangkor: Another beautiful sunset

Mungkin daerah ini tidak begitu populer apalagi bagi orang-orang Indonesia, cerita yang terdengar dan dibawa pulang oleh mereka dari Malaysia biasanya seputar Bukit Bintang, KLCC, Batu Cave, Langkawi, Penang, atau agak mendekat ke Singapura, Johor Baru (ini kebanyakan saya dah pergi ni hihihi sombong!!)

Jeti penyebrangan menuju Pulau Pangkor @Lumut
Tapi siapa yang pernah ke Pangkor? Ketika saya tanya ke teman-teman hampir tidak ada yang pernah, mungkin malah tak tahu itu dimana atau komentar lainnya, ngapain kesana? Huurmm, memang kalau dipikir buat apa ya kesana kan uangnya bisa dipakai untuk pergi ke tempat lain, Thailand misalkan (belum pernah soalnya huhuhu rasain!) Eits, tapi jangan salah, memang tidak perlu waktu khusus terbang ke Malaysia hanya untuk berlibur ke Pangkor. Pulau ini bisa saja kok dimasukkan dalam daftar tempat-tempat yang akan dikunjungi bersamaan dengan destinasi lainnya di Kuala Lumpur. Jaraknya pun tidak terlalu jauh walau sebenarnya masih lebih dekat ke Genting sih (kalau ini saya udah pergi juga ahaha sombong lagi!). Nah selain jarak yang dekat, Pulau Pangkor juga memiliki pemandangan yang indah, suer! Jadi kalau memang sedang wisata beberapa malam di KL, coba saja rasakan satu malam di Pangkor, cukup kok. Sama seperti yang saya lakukan.

Rencana kepergian kami ke Pangkor memang bisa dibilang mendadak, hanya karena hasutan hasil dari sebuah cerita kawan yang pernah kesana. Dan tepat ketika saya tengah berada di KL maka saya pikir kenapa tidak mencobanya. Jadilah pagi itu kami sudah berada di sebuah terminal besar terpadu di daerah Pudu dan berhasil membeli tiket untuk menuju daerah Lumut, tempat penyebrangan menuju Pulau Pangkor. Terasa semangat membayangkan akhirnya saya naik kapal lagi (hehe). Tiketnya sendiri berkisar RM 27, tak begitu mahal mengigat bus yang digunakan pun bagus J

Menunggu... tapi lumayan bisa selonjoran disini haha
Ternyata bus Transnasional dari Pudu ini tidak membawa kami langsung ke Lumut, kami harus berganti bus di pool mereka. Entah di daerah mana. Tapi rasanya masih di pinggiran KL. Menunggu bus pengganti selama satu jam itu cukup membosankan, bahkan terkadang timbul rasa was-was akan sampai jam berapa disana, saya dengar perjalanan kesana hampir 4 jam. Tapi perasaan lega menyergap kala saya melihat jam menunjukan pukul 11 pagi. Mungkin tak akan terlalu gelap ketika kami tiba.

Lumut. Terlihat ramai, mungkin karena kami tiba di terminal, banyak penjual makanan sampai oleh-oleh. Tampak seperti pasar kecil dan diujung sisi yang lain itulah dermaga atau jetty tempat kami akan menyebrang ke Pulau Pangkor. Banyak warga yang berkumpul disini, senang rasanya melihat keramaian. Melakukan perjalanan ke daerah yang lebih jauh di Semenanjung Malaysia ini memang memberikan nuansa berbeda. Sepanjang perjalanan bus, daerah yang kami lewati cukup sepi rasanya, tak seperti KL. Atau mungkin karena saya sudah terbiasa tinggal di Pulau Jawa yang penduduknya padat sangat, keramaian seakan menjadi teman yang tak pernah kenal tapi menenangkan. Untung saya memang sedang ingin wisata dan bukan keramaian lah yang saya cari (hehe).

Setelah makan siang di kedai terdekat kami buru-buru menuju jetty membeli tiket lalu melompat senang menuju kapal. Dan wow kapal nya bagus, ruangan AC dengan tempat duduk empuk, persis seperti yang saya gunakan dari Marina menuju kepulauan seribu tapi yang ini murah saja – sejauh yang saya ingat haha – dan pastinya aman. Untuk menuju Pulau Pangkor kita akan dikenakan biaya kapal, dan jika keluar dari Pangkor tidak perlu membayar lagi. Persis seperti naik fery di Pulau Penang. Mungkin memang begitu kebijakannya di seantero negeri ya. Biaya keluar pulau seperti sudah dibayarkan diawal. Bijak dan menarik.
Enak kan kapalnya, pendingin ruangan dan kursi yang empuk sudah cukup untuk puas foto-foto #gakkeringetan #jetty

Kami berlabuh dengan selamat di jetty P.Pangkor dan beruntung ternyata masih dibayangi matahari (yeay!), perjalanan di atas kapal tidak terlalu lama ternyata. Segera kami cari angkutan menuju sisi barat pulau dimana penginapan kami berada. Kawasan Teluk Nipah. Angkutan yang ada yaitu kereta/mobil minivan yang bisa muat sampai belasan orang saya rasa. Dan mereka banyak tersedia tepat di pintu keluar pelabuhan. Dan kami pun naik salah satu diantaranya setelah sebelumnya perang harga (tetep gak dimana juga). 

Tiba di pulau langsung ke pantai hahaha beautiful  +Pangkor 
Teluk Nipah ini kawasan yang cantik, dengan pantai yang landai, pasir yang halus dan putih, ombak yang tidak terlalu besar. Indah lah! Dan saya pikir-pikir lagi, mencoba mengingat perjalanan selama naik minivan ke Teluk Nipah saya sadar Pulau Pangkor ini memang cantik semua. Bukit dengan pepohonan hijau yang asri. Banyak pantai yang tidak terlalu sepi tapi juga tak ramai. Batu-batu ala Bangka Belitung pun ada. Dan yang dahsyat tentu sunsetnya. Apalagi di Teluk Nipah ini, woow amazing gitu. Saya betah berlama-lama disini. Yang buat tak betah hanya monyet! Huft! Kenapa sih mereka itu selalu usil. Sandal saya di pinggiran pantai pun hampir diboyongnya. Tapi tenang saja, kedai-kedai di pinggir pantai siap mengobati kekesalan akan monyet ini (hehe) karena selain pemandangan pantai menakjubkan dari kedai. Mereka semua punya jagoan penangkal monyet, yaitu boneka singa/macan. Setiap kedai punya lho. Entah kenapa monyet tersebut tidak akan berani mendekat kalau ada boneka singa ini (hehehe). Raja hutan mau dilawan!

Saya selalu ingat pemandangan sunset Pulau Pangkor sampai sekarang, sama seperti masih ingatnya saya akan Ubud. Keduanya memberikan gambar-gambar cantik di otak saya. Indah dan menenangkan. Itu memang yang saya cari.


Sunset Indah di Pulau +Pangkor Siapa yang gak mau duduk leyeh-leyeh memandangi matahari itu kan?

Dan bagi saya, pantai disini lebih sepi dan lebih indah dari Langkawi atau Penang. Pasti akan lebih indah lagi pemandangan di pulau-pulau kecil di sekitar Pangkor ini apalagi yang saya baca disana banyak spot diving dan snorkeling. Contohnya di Pulau Giam dan Pangkor Laut. Kabarnya disana terdapat spot diving yang indah sampai resort mewah impian semua orang (hehe begitu yang tertera di iklannya). Sayang saya belum sempat kesana (atau belum mampu haha). Jadi kemana saja selama dua hari satu malam ini di Pangkor?


Kota Belanda! Panas? iyah hehe tapi ada tukang jajan kok
Selain tentunya puas-puaskan diri leyeh-leyeh di pantai baik pagi, siang atau sore saya juga mengunjungi  beberapa tempat wisata yang ada di Pulau Pangkor. Tapi sebelumnya saya beri tahu ya, seiring dengan masuknya Belanda ke kawasan Perak pada 1680 maka Pulau Pangkor juga termasuk jajahannya. Jadi  tempat wisata yang saya kunjungi ini memang banyak berhubungan dengan Belanda. Yang pertama adalah Kota Belanda. Sebuah kota batu binaan Belanda yang sekarang tinggal tersisa bentengnya dan sedikit kawasan yang dibuat seperti taman. Jadi jangan membayangkan kota yang besar begitu ya. Disini bagus untuk foto-foto (hehe) apalagi warna bentengnya yang bagus untuk latar. Selanjutnya beberapa meter dari Kota Belanda ada sebuah batu besar yang diberi nama Batu Bersurat. Mungkin seperti prasasti begitu ya, tapi yang ini dibuat oleh Belanda. Disana ada gambar harimau dan juga manusia yang dipercaya adalah budak yang dibawa harimau -atau seperti itu-.
Ini dia benteng di Kota Belanda. Foto disini ya... hasilnya memukau hehe batu-batunya bagus :) puas-puaskan selfie
Yupp.. as seen above. Batunya yang mana? tuh belakang. Gelap? dateng sendiri makanya hihihi

Setelah itu motor (sewaan) kami pacu menuju sisi utara setelah tadi ada di kawasan selatan pulau. Kami hanya ingin melihat-lihat seperti apa wajah Pulau Pangkor secara dekat. Kami menuju pekan Pangkor atau seperti pusat kota yang biasanya ada pasar. Dan memang ramai disini, kegiatan masyarakat banyak berpusat disini. Jetty P.Pangkor pun ada disini lalu ada juga sekolah sampai pusat bisnis. Berbeda dengan kawasan wisata di Teluk Nipah yang memang didominasi cottage dan penginapan serta turis-turis. Di pekan, saya asik lihat-lihat sana sini tanpa tahu harus kemana sampai akhirnya capek dan kami harus berputar karena ragu dengan arah yang kami ambil plus tambahan adegan kunci kamar kami jatuh di tengah perjalanan sehingga kami harus ganti rugi (huhuhu 10 ringgit melayang). Tapi setelah itu, kami membalas kesedihan dengan kembali ke pantai (yeayy!!) mandi-manda kalau istilah bahasa melayu.
Yeay!! ke pantai lagi.. Pemandangan dari kafe raja hutan ini bagus loh. Mata sama perut kenyang! hahaha

Nah, bisa kan menikmati Pangkor hanya dua hari satu malam seperti saya ini. Tapi ya kalau ingin lebih menikmati sampai bisa hopping island berarti memang harus tinggal lebih lama. Saya pun rasanya mau kalau kesana lagi (hehe). Siang menjelang sore itu saya kembali menuju Jetty untuk menuju Lumut. Bapak di penginapan baik juga mau mengantarkan kami pakai mobilnya dengan harga yang tidak lebih mahal dari taksi minivan itu. Dan lagi kami diantarkannya ke Jetty Sungai Pinang Kecil yang lebih dekat dengan Teluk Nipah.

Tiket bus segera kami pesan di terminal Lumut dan ternyata waktu kami masih lama sampai bus datang. Kami putuskan untuk jalan-jalan menuju arah kota. Niatnya cari makan terdekat. Kabarnya ada sebuah pusat belanja yang bernama Pasaraya Billion, kemarin memang saya sempat lihat ketika menuju terminal. Dan akirnya kami berhasil kesana dengan Taksi yang rasanya mahal harganya (huhu selalu rindu angkot kalau di Malaysia ini), karena memang tak ada angkutan umum. Tapi tak heran dengan jalanan yang sepi bahkan sepi dari pejalan kaki, siapa yang mau naik kalau ada angkot? (hehe)

Kami makan di sebuah restoran cepat saji lokal, rasanya enak. Namanya Fatty Cafe. Pemiliknya mas-mas gendut (hehe) tak heran, pasti dia tahu bagaimana harus membuat makanan yang lezat. Setelah jalan-jalan di dalam mal kecil itu kami lanjutkan menuju terminal (sekali lagi cari taksinya susah huhu) dan akhirnya tak terlambat untuk menuju KL dengan bus Plusliner yang keren itu. Ah, pengalaman yang menarik memang selama saya di Pangkor. Suasanaya, alamnya, juga sunsetnya. Memang pantai dan laut itu selalu bisa membuat saya senang.
Miss you sunset of Pangkor huhu (padahal kan mataharinya sama aja ya hihihi)


4 comments:

  1. cantik banget.....view cameranya

    ReplyDelete
  2. Warbyasa, kapan perginya kapan pulangnya, kapan rencanainnya, the asassin traveler.. hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. satu lagi Gi, kapan nulisnya... itu bisa jauh bener waktunya :)

      Delete