Total area disini mencapai 99 hektar! |
Sudah baca
tulisan saya mengenai tempat-tempat wisata di Jakarta? (baca: Jakarta is us)
Mungkin harusnya tulisan itu saya update ya
mengingat beberapa tahun belakangan ini Jakarta memiliki satu tempat wisata lagi
yang tengah di ‘gandrungi’ baik oleh muda-mudi maupun keluarga. Tapi saya malas
edit-edit tulisan lama jadi ya buat baru saja (ahaha).
Oke, pertama kita
kenalan dulu. Nama resmi wisata baru ini adalah Taman Wisata Alam Pantai Indah
Kapuk. Sesuai namanya taman ini ada di daerah Glodok (ehehe) bukan ya, ada di PIK, Jakarta Utara. Beberapa orang menyebutnya dengan wisata hutan mangrove PIK. Mungkin
karena memang mangrove lah hiburan utama di tempat ini. Tapi ternyata tidak
hanya mangrove loh, mungkin itulah sebabnya
pengelola tidak memberikan ‘embel-embel’ mangrove di plang pintu masuk karena disini kita bisa melakukan banyak hal lainnya seperti menanam mangrove, foto mangrove, mengamati hutan mangrove
(ehehe mangrove-mangrove juga) oke-oke selain itu kita juga bisa mengamati
burung-burung, ‘bersampan’, menginap, outbond, sampai menikmati pantai ala PIK
(hehe). Banyak kan!?
penanaman bibit mangrove oleh pengunjung |
Berikutnya
bagaimana cara kesana? Terutama dengan kendaraan umum? Untuk yang mau naik
mobil pribadi sih gampang ya, tinggal
merem juga sampe (ehehe sampe mana?!). Bagi yang ingin coba naik kendaraan umum
kita bisa ambil rute busway Monas-PIK yang berangkat mulai dari halte Monas dan
akan melewati beberapa halte seperti Kota, Penjaringan, Pluit sampai berhenti
di PIK. Bus biru kecil bertuliskan Transjakarta ini akan mengantarkan kita
tanpa biaya tambahan (jadi tidak ada lagi buskota terintegrasi busway atau BKTB
yang berbayar), tapi memang karena armada belum begitu banyak dengan rute yang
cukup panjang maka waktu tunggu bus ini akan jauh lebih lama dari bus reguler.
Sabar-sabar ya.
Kala itu saya
coba menunggu bus di daerah Mangga Besar yang menuju arah Kota. Setelah
menunggu hampir 30 menit bus itu akhirnya datang juga. Percayalah menunggu
lebih baik daripada harus naik angkot berpindah-pindah belum ‘ngetem’ dan
panasnya (ehehe PIK bo!). Tidak usah khawatir turun dimana, jika memang
tujuannya hutan mangrove maka kita akan diturunkan sesaat sebelum perhentian
akhir (Halte PIK), pastikan bus sudah melewati Rumah Sakit PIK dan menuju gedung
megah sekolah Tsu Zhi yang seperti di China itu dan disanalah kita turun. Atau
sudah lah gampangnya nanti mas busway pun akan teriak dengan lantangnya “ya
yang mangrove.. mangrove!” seperti yang saya alami waktu itu, dan saya pun
turun beserta sekitar 10 orang lain (banyak ya yang mau kesana).
Lalu berjalanlah
mengikuti kesepuluh orang tadi (ehehe itu kalau saya), ikuti saja petunjuk yang
ada atau berjalan ke arah sisi belakang gedung dimana wisata mangrove berada.
Dan kalau sudah melihat plang bertuliskan nama resmi wisata itu berarti sudah
sampai. Panas menjadi teman yang tidak akan lepas sepanjang jalan, mulai terasa
seperti di pantai ya. Jalannya tidak jauh kok.
Setelah membayar
tiket 25 ribu per orang, kami mulai memasuki kawasan. Dari yang saya baca saat
ini kondisi taman wisata sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, dan yang
saat itu saya lihat memang sebuah taman yang sudah didesain dengan baik dan
rapih serta apik. Cantik sekali. Tidak heran banyak yang ingin kesini, bahkan
banyak yang melakukan foto pre wedding-nya
disini. Kawasan ini memberikan kesempatan berwisata yang tidak hanya
menyenangkan tapi juga bisa kesempatan belajar bahkan membantu melestarikan lingkungan
dengan banyaknya program penanaman pohon bakau yang digalang pengelola. Tidak
perlu takut kalau lapar, haus atau lelah karena banyak spot untuk istirahat, ada tempat makan bahkan
penginapan dan fasilitas lainnya seperti yang saya sampaikan di awal. Lengkap kan.
Seru kan ya, pemandangan dan juga fasilitasnya. Oiya disini juga menyewakan ruang pertemuan (meeting). Tertarik? |