Saturday 16 February 2013

Menuju Way Kambas (day 3) : Digerebek polisi bak tersangka teroris


Liburan masih tersisa dua hari, wisata pantai yang katanya bagus di Lampung menjadi kandidat kuat di obrolan kami sepanjang hari, sesekali menyelipkan alternatif lain, dan kesanalah akhirnya kami, Way Kambas!! Perjalanan menuju Way Kambas menjadi perjalanan untuk mengingat kembali arti keyakinan. Ketika semua teman yang kami tanya tidak tahu, bahkan tidak merekomendasikan Way Kambas sebagai salah satu tujuan yang ‘nyaman’ karena akses yang sulit, tapi alam Way Kambas yang sudah tergambarkan indah plus ingat salah satu iklan rokok mengalahkan semuanya. Nekat, kami berangkat berbekal pengalaman backpacker beberapa orang di internet dan (sekali lagi) Keyakinan!!

Pagi-pagi sekali kami rencanakan bergerak dari Tulang Bawang untuk menuju Way Kambas mengingat jaraknya yang jauh, tapi nyatanya, oleh-oleh pisang cokelat cukup menggoda kami untuk kemudian membuat rencana Way Kambas jadi ‘jam karet’ hehe. Apalagi ketemu pabrik pisang coklatnya langsung kawann, murahh!!! Oia, menuju Way Kambas dari Bakauheni memang akan lebih mudah, tinggal naik travel yang mengarah ke Way Jepara. Lain cerita kalau dari Tulang Bawang.

Sehari lagi ketemu gajah!
Sekitar jam 10 pagi setelah ‘belanja’ kami diantarkan menuju bus jurusan Rajabasa, tipe bus yang sama yang kemarin kami tumpangi ketika menuju Tulang Bawang. Dari bekal lihat peta sih kalau mau menuju Way Kambas kita bisa lewat Metro. Jadi di daerah bernama Gotong Royong saya minta diturunkan Pak supir, itu salah satu akses menuju Metro.

Sebelum jam 12 siang, kami sudah sampai di perempatan Gotong Royong. Satu-satunya angkutan dari sini menuju Metro adalah carry kecil biru, dengan dus-dus bertumpuk diatasnya, duduk ala 4-6-2 yang sempit, entah karena mobilnya lebih kecil atau tas-tas penumpangnya yang gede-gede ditambah ngetem yang lama karena tunggu penuh, beruntung kami duduk di “2” jadi seyogyanya ketika “2” terisi penuh sudah tentu angkot pun jalan. Yippi!